Selasa, 06 Juli 2010

Resep: Bahan daging Sapi

Bakpao

Quantcast

Resep Bahan Isi Bakpao :
* 1/4 bawang bombay, cincang halus
* 100 gram daging giling
* 1 butir pekak
* 1 3/4 sendok teh kecap manis
* 1/4 sendok teh garam
* 1/4 sendok teh merica bubuk
* 1/8 gula pasir
* 1 batang daun bawang, iris halus
* 1 buah tangkue, potong kotak kecil 25 ml air
* 1 sendok makan minyak untuk menumis
Resep Bahan Kulit Bakpao :
* 200 gram tepung terigu protein rendah
* 1 1/2 sendok teh ragi instan
* 1/2 sendok teh baking powder
* 30 gram gula tepung
* 15 gram susu bubuk
* 1 putih telur
* 75 ml air es
* 25 gram mentega putih
* 1/4 sendok teh garam
Cara Membuat Bakpao :
1. Isi, tumis bawang bombay sampai harum. Tambahkan daging giling. Aduk sampai berubah warna. Masukkan pekak, kecap manis, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata.
2. Tuang air. Masak sampai meresap. Tambahkan daun bawang dan tangkue. Asuk rata. Sisihkan.
3. Kulit, campur tepung terigu, ragi instan, baking powder, gula tepung, dan susu bubuk. Aduk rata.
4. Tambahan putih telur dan air es sedikit-sedikit sambil diuleni sampai kalis. Masukkan mentega putih dan garam. Uleni sampai elastis. Diamkan 30 menit.
5. Kempiskan adonan. Timbang masing-masing 25 gram adonan. Diamkan 10 menit. Pipihkan. Beri isi. Bentuk bulat. Letakkan di kertas roti. Diamkan 20 menit.
6. Tetes tengah bakpao dengan pewarna merah tua menggunakan tusuk gigi.
7. Kukus 7 menit dengan api sedang.
Untuk 16 buah
Tips :
* Setelah dingin, segera kemas bakpao dalam plastik agar permukaannya tidak kering.
* Kukus lagi bakpao jika ingin disajikan hangat.
sumber: inforesep.com/resep-bakpao.html

Pindang Iga

 
Bahan:
Quantcast

1 kg iga sapi, kalo bisa cari yang banyak tulang mudanya
8 siung bawang merah, iris halus
4 siung bawang putih, iris halus
2 lembar daun salam
1 batang sereh, digeprak
3 cm kunyit, iris halus
3 cm jahe, iris halus
3 cm laos, iris halus
2 sdm air asam jawa dari ± 3 mata asam jawa
3 buah cabe merah, belah 2 boleh dibuang bijinya
3 buah cabe ijo, belah 2 boleh dibuang bijinya
1 sdm kecap manis
1 sdm kecap asin
garam secukupnya
1 ikat daun kemangi, dipetik
1 batang daun bawang, potong-potong
1 buah tomat, potong 8
Cara Membuat:
1. Rebus iga sapi samapi lunak
2. Tumis bawang merah, bawang putih, salam, sere, laos, kunyit, dan jahe
3. Tuang tumisan bumbu tadi kedalam rebusan iga
4. Masukkan air asem jawa, kecap manis, kecap asin, garam
5. Masukkan cabe merah dan cabe ijo, didihkan lagi
6. Sesaat sebelum dihidangkan, masukkan tomat, kemangi dan daun bawang.hidangkan panas-panas
7. Nah… Sudah jadi deh.. Selamat menikmati…

Bistik Daging


peralatan yg diperlukan:
loyang oven, alasi kertas roti, semprot dgn cooking oil spray, sisihkan.
bahan:
pilih bagian sapi yg ok tuk dipanggang seperti entrecĂ´te, tenderloin, sirloin, etc.
2 sdm minyak tuk menumis daging
bumbu perendam:
minyak jagung
bawang putih, haluskan
kecap manis
merica hitam
garam secukupnya
baking soda
saus:
150 ml campuran susu & krim masak
2 sdm saus tomat
1 bh kuning telur & 1 sdm tepung tuk pengental saus
pelengkap:
kentang kukus
setup sayuran sesuai selera
cara memasak:
daging: dalam satu wadah jadikan satu bumbu2, aduk rata, masukan daging satu persatu, campur hingga daging dan bumbu tercampur rata, diamkan ca 60 menit.
panaskan oven pada suhu 150C
tumis kedua sisi daging sebentar saja, atur daging dalam loyang, masukan loyang ke bagian tengah oven, panggang selama ca 30-35menit, keluarkan dari oven, sisihkan saus daging, balik daging shg bagian bawah daging menghadap keatas, pindahkan fungsi oven ke fungsi grill, masukan kembali loyang kedalam oven, lanjutkan memanggang daging ca 5 menit ataw hingga permukaan daging brubah warnanya.
saus: campur saus daging dgn bahan2 saus, aduk rata, masak hingga kental sambil terus diaduk.
penyelesaian: atur potongan daging yg telah selesai dipanggang, kentang kukus dan setup sayuran didalam piring datar, sirami saus, santap hangat2.


Resep dari daging kambing

Kambing Rica-Rica

Quantcast

Bahan
-600 gram daging kambing yang berlemak,dipotong kotak besar
-200 ML air
-1 sendok teh gula pasir
-2 sendok makan minyak goreng
Bumbu Halus
-10 buah cabe merah
-1 buah tomat merah
-10 siung bawang merah
-1 sendok teh garam
-4 CM jahe
Pembuatan
1.panaskan minyak kemudian masukan gula
2.dimasak hingga berkaramel
3.masukan bumbu halus.diaduk sampai harum
4.masukan daging.diaduk hingga daging berubah warna
5.tambahkan sedikit air dan biarkan sampai daging mengeluarkan air
6.masak terus hingga daging empuk sembari terus tambahkan air sedikit demi sedikit hingga matang.

Tengkleng Kambing

Bahan :
  • 300 gram iga kambing, cuci bersih
  • 4 siung bawang putih, haluskan
  • 4 siung bawang merah, haluskan
  • 3 cm kunyit, haluskan
  • 3 biji kemiri, sangrai, haluskan
  • 2 cm jahe, memarkan
  • 2 cm lengkuas, memarkan
  • 1 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk
  • 2 cm kayu manis
  • 3 biji cengkeh
  • 1/2 biji pala, parut
  • 1 batang sereh, memarkan
  • 75 ml santan
  • 200 ml air
  • Garam dan gula secukupnya
Cara membuat :
  1. Tumis semua bahan ( kecuali iga kambing, air, dan santan) hingga harum.
  2. Masukkan iga kambing, aduk. Biarkan kaldu kambing keluar.
  3. Tambahkan air, biarkan hingga iga kambing empuk.
  4. Masukkan santan, aduk hingga mendidih.
  5. Sajikan bersama sambal dan lontong.

Semur Kambing Yogurt

Bahan Membuat Semur Kambing Yogurt :

  • 250 g daging kambing, potong dadu (3 x 3 cm)
  • 2 sdm minyak wijen
  • 2 siung bawang putih, haluskan
  • 1 buah bawang bombai, iris halus
  • 1 sdt ketumbar bubuk
  • 1 ruas jari jahe, kupas dan parut
  • 1 bh jeruk lemon, peras
  • 1/4 sdt kunyit bubuk atau kunyit segar
  • 100 ml yogurtGaram secukupnya
  • Lada secukupnya
Cara Membuat Semur Daging Kambing Yogurt :
  1. Panaskan minyak wijen, tumis bawang putih hingga harum. Masukkan daging, tambahkan ketumbar dan jahe. Aduk dan masak sampai daging berubah warna.
  2. Tambahkan bawang bombai, air lemon, kunyit, garam dan lada. Tuangi sedikit air sampai daging terendam. Masak sampai daging empuk. Tuangkan yogurt.
  3. Masak sebentar tapi tidak sampai mendidih. Angkat dan sajikan.

Untuk 4 porsi


Sate Kambing

Bahan:
500 gram daging paha kambing, potong kotak 1 1/2 cm
4 sdm kecap manis
2 sdm minyak ayam
tusuk sate
Bahan Sambal:
3 buah cabai rawit, iris tipis
7 buah bawang merah, iris tipis
6 sdm kecap manis
1 sdt air jeruk limau

Pelengkap:
1 buah tomat, iris tipis
Jeruk limau, ambit airnya
Nasi atau Lontong
Cara Membuat:
1. Lumuri daging kambing dengan kecap dan minyak ayam. Diamkan 30 menit.
2. Tusukkan di tusuk sate lalu panggang di bara api sampai matang.
3. Aduk bahan sambal, diamkan 30 menit.
4. Hidangkan sate dengan sambal dan pelengkap.


Masakan dari Bahan Mie

Cwie Mie Malang

Bahan:
Mie telor, masak sesuai kebutuhan dan petunjuk pada kemasan, tiriskan
Bahan taburan ayam:
Dada ayam, potong2 bentuk dadu
Bawang putih, parut
Jahe, parut
Merica & garam secukupnya
Margarin ataw minyak tuk menumis
Bahan acar timun:
Ketimun, potong bentuk dadu
Cabe piri-piri sbg pengganti cabe rawit ijo, potong2
Cuka masak
Garam dan gula pasir secukupnya
Bahan kuah cwie mie:
kaldu ayam sbg pengganti kaldu sapi
bawang putih, parut
jahe, parut
merica & garam secukupnya
margarin ataw minyak tuk menumis.
Pelengkap:
Baso sapi
Pangsit goreng »saya pake kulitnya aja, gunting kedua sisi diagonalnya, goreng, tiriskan.
Pangsit basah »gak pake
Bawang goreng
Daun selada
Daun bawang, iris.
Cara Membuat:
Taburan ayam: marinate potongan ayam dgn bumbu2nya, diamkan beberapa saat, tumis hingga ayam matang, haluskan dgn hand blender (immersion blender), awur2in, sisihkan.
Acar timun: campur seluruh bahan acar dalam satu wadah, aduk rata, simpan dalam kulkas.
Kuah cwie mie: tumis bumbu2, masukan kaldu, didihkan, masukan baso, didihkan kembali.
Penyajian:
Letakkan dalam mangkuk atur mie, tuangi kuah cwie mie, tambahkan baso dan pelengkapnya, santap hangat.
Sumber: resep.ysrent.biz

Mie Kering Makassar (Mie Titi)



Bahan-bahan :
- Mie Telor
- Daging ayam (ayam filet or ayam potong bisa aja)
- Ati sapi (kalau gak ada pake liverpastei juga bisa)
- Udang diiris sesuai selera
- Baso sapi/ayam 5 butir, iris sesuai selera
- Telor 1- 2 butir, tergantung selera
- Sayur-sayuran (kol, sawi, wortel, etc)
- Tomat
- daun seledri, bawang en prei jangan lupa – iris2 halus
- tepung maizena 3 sendok or sesuai takaran kekentalan yang diinginkan
- Minyak goreng
Bumbu-bumbu :
- bawang putih 3 siung
- bawang bombay 1 siung kecil
- bawang merah 1 siung
- kemiri 1 biji- merica en paprika bubuk
- garam
- cinta;)
Pelengkap :
- jeruk nipis or citroen
- bawang goreng / gebakken uitjes dari Conimex or Inproba;)
- sambel botol
Cara membuat :
** Mie :
- Taruh kepingan mie dibaskom, en siram dengan air panas. Diamkan kurang lebih 4 menit sampe rada lembek (biarkan mie terurai). Tiriskan en biarkan agak dingin dulu.
- Goreng mie yang sudah tiris di wajan or frituurpan (pake’minyak agak banyakan ya, biar mienya tenggelam di minyak), sampai berwarna kecoklatan en jadi kering. Simpan di wadah tertutup biar tetep renyah.
** Kuahnya :
- Rebus ayam dengan 2 liter air (or sesukanya, takaran gue suka2 soale;)) sampai ayamnya lembek, en air rebusan ayam disisihkan buat kuah. Daging ayam di iris2 kotak, sisihkan.
- Bumbu2 diulek or diblender jadi satu. Merica dan garam boleh ditambahkan kemudian sesuai keinginan
- Panaskan minyak di wajan, tumis bumbu2 yang sudah dihaluskan, kalau sudah kecoklatan masukkan irisan udang, ayam dan baso, aduk sama-sama. Biar gak lengket, masukkan sedikit demi sedikit air rebusan ayam sampai habis. Takaran kuah sesuai selera dan keinginan (kalo gue suka kalau banyak kuahnya, jadi suka dilebih2kan air rebusannya). Biarkan sampai mendidih.
- Sambil kuah mendidih, cicipin dikit takaran garam en merica. tiup2 dulu, jangan sampai lidah jadi terbakar kepanasan;).
- Setelah menididih beberapa saat, masukkan sayur2an yang sudah dipotong2, biarkan beberapa saat.
- Siapkan campuran tepung maizena yang diaduk dengan air, tuang perlahan2 kedalam kuah sampai tercapai kekentalan yang diinginkan.
- Setelah kuah rada mengental, yang terakhir masukkan ceplokan telur dan langsung aduk kuah biar jadi terlihat seperti berserat.
- Biarkan mendidih beberapa saat sambil terus diaduk – supaya gak lengket di panci.
- Masukkan irisan daun seledri, bawang, dan prei.. Udah, selesai buat kuahnya
- Matikan kompor jangan lupa ya;)..
Cara penyajian :
- Siapkan piring, dan taruh mie goreng kering di piring sesuai porsi yang diinginkan
- Tuangkan kuah diatas mie.
- Taburi dengan bawang goreng, peras dengan jeruk nipis, tuangin dengan sambel botol.
- Jangan lupa, masukkan sejumput bumbu cinta kedalam mie titi ini;)..
- Selamat menikmati.

MIE KERITING

mie_keriting
BAHAN:
- Tepung terigu BOGASARI KERETA KENCANA ATAU CAKRA KEMBAR 450 gram
- Tepung kanji 50 gram
- Garam 1 sendok teh
- Telur ayam 5 butir, kocok lepas
- Air khi 1/2 sendok teh
- Tepung maizena 1 sendok makan
CARA MEMBUAT:
1. Aduk tepung terigu, tepung kanji, telur, air khi dan garam sambil diuleni hingga tercampur (jangan sampai elastis).
2. Giling mi dengan ukuran 1 hingga halus, pindah ke ukuran 2 hingga halus dan seterusnya hingga ukuran 9.
3. Masukkan ke dalam pemotong, pilih yang ukuran kecil. Sambil digiling, tekan mi yang keluar hingga berlipat-lipat. Taburi dengan tepung maizena sambil diremas-remas agar keriting. Diamkan sebentar.
4. Rebus mi hingga terapung, angkat lalu perciki dengan minyak goreng, aduk lalu dinginkan.
5. Mi siap diolah
Standar Untuk 500 Gram

Mie Celor Palembang

BAHAN:
300 gr udang, kupas, sisakan ekornya lalu kerat punggungnya(ambil kulitnya untuk kaldu)
1 sdt air jeruk limau
250 gr mi telur, seduh
100 gr taoge, seduh
3 btr telur, rebus lalu potong-potong
6 btg kucai, iris halus
5 sdm bawang goreng
BAHAN KUAH:
1250 ml kaldu udang
250 ml santan dari ½ btr kelapa
¼ sdt gula pasir
½ sdt merica bubuk
1 sdm garam
1 sdt air jeruk limau
2 sdm tepung terigu encerkan dengan 50 ml air
2 btr telur, kocok lepas
CARA MEMBUAT:
1. Aduk udang dan air jeruk limau, diamkan selama 15 menit.
2. Didihkan 1500 ml air, masukkan kulit udang, angkat. Ukur kaldunya 1250 ml.
3. Didihkan kaldu udang, tambahkan santan, garam, gula, merica dan udang kupas, rebus sampai matang.
4. Masukkan telur mentah sambil diaduk hingga berbutir-butir, tambahkan air jeruk limau, aduk sampai matang. Kentalkan dengan larutan tepung terigu sambil diaduk hingga meletup-letup.
5. Sendokkan mi dan taoge ke dalam mangkuk, tambahkan potongan telur rebus, siram dengan kuah panas, taburkan kucai dan bawang goreng. Sajikan.

Untuk 4 orang.


Indomie Special Mentega

Bahan:
* Indomie rasa Kari Ayam
* Kornet Beef
* Telur ayam negeri
* Bawang Bombay
* Sosis beef
* Mentega Blueband
* Cabe rawit (Diiris kecil-kecil)
Cara Membuat:
1. Buka satu bungkus Indomie, pisahkan bumbunya.
2. Masukkan 2 sdm mentega kedalam wajan yang panas, kemudian bawang bombay yang telah diiiris dimasukkan, lalu masukkan telur yang telah dikocok sebanyak 2 butir (menurut selera).
3. Masukkan kornet kedalamnya sebanyak yang anda suka, berikut sosis yang telah diiris bersama dengan cabe rawit yang telah diiris, aduk hingga merata, diusahakan dengan api yang tidak terlalu besar.
4. Masukan Indomie yang telah dipisahkan tadi berikut dengan bumbunya, aduk terus hingga merata, lalu angkat dan hidangkan dapat pula diberi variasi dengan irisan tomat dan irisan timun

BUBUR

Bubur Ayam Sukabumi

Resep Bahan Bubur Ayam Sukabumi :
* 300 gram beras, cuci bersih
* 2.000 ml air
* 4 lembar daun salam
* garam secukupnya

Bubur Manado

Resep Bahan Bubur Manado :
* beras 250 gram, cuci bersih, tiriskan
* air 1,5 liter
* jahe 1 cm, memarkan
* serai 2 batang, memarkan
* garam 2 sendok teh
* jagung manis 250 gram, pipil
* daun bayam 50 gram, siangi
* daun melinjo 50 gram, siangi
* daun kangkung 50 gram, siangi
* kacang panjang 75 gram, potong 4 cm
* ubi merah/labu kuning (kobocha) 200 gram, kupas, potong 1×2×2 cm
* daun kemangi 300 lembar
* ikan asin 50 gram, goreng/ 200 gram ikan tongkol bagi 4, goreng

Bubur Kampiun (Minang)

Bubur kampiun adalah campuran yang terdiri dari: kolak pisang, bubur candil, bubur sumsum dan ketan hitam. Berikut ini disajikan cara membuat masing-masing bagian dari bubur kampiun khas Minang.
Bahan:
Kolak pisang :
10 buah pisang nangka
2½ gelas santan
7 sendok makan gula merah iris
1 sendok teh garam
Bubur candil:
150 gram tepung ketan
1 sendok teh garam
air kapur sirih secukupnya
gula merah secukupnya
Bubur sumsum :
250 gram tepung beras
1½ gelas santan
1 sendok teh garam
2 lembar daun pandan
Ketan hitam :
½ liter ketan hitam
½ butir kelapa setengah tua, diparut

Bubur Pedas Pangsit Udang

Bahan:
500 ml kaldu ayam
1 buah cabai merah, iris halus
1 sdm kecap manis
2 siung bawang putih, cincang halus
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt garam
250 g nasi pulen
Pangsit:
8 lembar kulit pangsit
8 ekor udang sedang, kupas, sisakan ekornya
Isi, aduk rata:
100 g daging ayam cincang halus
50 g udang kupas, cincang halus
1 siung bawang putih, parut
1 sdt daun bawang iris halus
1 sdm kecap asin
1/2 sdt minyak wijen
1/2 sdt merica bubuk
Taburan:
1 sdm duan ketumbar iris kasar


Bubur Salmon

Bahan:
Isi:
2 sdm minyak sayur
2 siung bawang putih, cincang halus
1/2 cm jahe, cincang
150 g daging ikan salmon, potong kasar
100 g udang kupas
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt arak masak, jika suka
1 sdt garam
Bubur:
250 g nasi pulen
500 ml air
1 lembar daun salam
2 sdt garam
Pelengkap:
1 sdm kucai iris halus
1 sdt biji wijen, sangria

Memaksimalkan Ruang Dapur yang Sempit

Memaksimalkan Ruang Dapur yang Sempit

d
Saat ini, lahan rumah di daerah perkotaan makin penuh dan makin sempit. Memaksimalkan ruangan yang ada adalah hal yang sangat bijaksana. Salah satu trik yang banyak digunakan untuk membuat semua ruangan berfungsi sebagai lokasi yang nyaman berkumpul adalah dengan membuat dapur menjadi ruangan yang fungsional, gaya, tapi tetap nyaman. Agar dapur mini Anda bisa berdaya guna maksimal.
“Saat ini trennya adalah menggunakan dapur sebagai lokasi untuk entertain teman-teman atau kerabat dekat. Dapur seringkali disatukan dengan ruangan lain, agar komunikasi bisa terbuka. Atau dijadikan tempat si anak untuk mengerjakan PR-nya,” terang Siulina Mega, arsitek dan desainer interior, saat peluncuran kompor built-in hob terbaru Modena, beberapa waktu lalu. Untuk membuat kesan ruangan dapur lebih lega, coba lakukan tips berikut:
1. Pilih perangkat dapur yang berukuran kecil atau sedang. Manufaktur perangkat dapur biasanya menawarkan pilihan ukuran yang cukup beragam untuk lemari pendingin, oven, kompor, dan lainnya. Pilihlah perangkat dapur yang berukuran kecil atau sedang. Ruangan Anda akan terlihat lebih lega.
Solusi lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan mengisi dapur dengan perangkat yang built-in, dalam arti terintegrasi pada dapur itu sendiri. Hal ini akan memberikan kesan dapur yang lebih gaya, lapang, dan nyaman. Contohnya, dengan menggunakan kompor built-in hob yang terintegrasi dengan lemari bawah dapur. Kompor built-in hob masa kini sudah dirancang dengan cantik untuk memberikan kesan yang menarik. Contoh, kompor built-in hob Alluminio dan Tecnica dari Modena yang dilansir beberapa waktu lalu. Kompor gas built-in hob terkini pun dibuat lebih aman ketimbang kompor konvensional. “Kompor Alluminio dan Tecnica memiliki pengaman gas. Ketika tiba-tiba api padam di bagian burner, dan tak terjadi pembakaran, klep gas langsung tertutup. Sehingga memaksimalkan penggunaan gas, juga lebih aman dari kebocoran gas. Ditambah lagi, lebih ringkas, karena tak perlu pemantik api,” terang Lanny Kurniawan, Customer Management Division Head Modena.
2. Harmoniskan warna, dari cat tembok hingga perangkat dapur. Pilih warna krem untuk lemari dapur supaya membuat kesan ruangan lebih lega. Jika Anda ingin menambah warna pada ruangan tersebut, coba pilih warna hijau terang, biru, atau kekuningan. Warna-warna terang akan merefleksikan cahaya, sehingga menciptakan kesan lebih lapang.
3. Pilihlah lemari penyimpanan piring yang terbuat dari kaca pada bagian depannya untuk sekalian memamerkan koleksi piring Anda. Upayakan bagian lemari yang terbuat dari kaca hanya di bagian atasnya, biarkan bagian bawah tetap solid untuk memusatkan pandangan mata tetap pada bagian atas.
4. Menggantung perangkat memasak bisa membuat bagian laci dan lemari lebih lega. Gantung panci dan wajan di bagian atas yang mudah terjangkau untuk memudahkan acara memasak, sekaligus menyisakan ruang lapang di laci atau lemari dapur untuk barang lain.
5. Jika memungkinkan, Anda bisa menanamkan lampu di bagian lantai atau parket kayu untuk menciptakan kesan terang di bagian bawah dan mencerahkan daerah yang biasanya gelap.
6. Lantai yang berpola bisa menambah kesan lapang. Coba pilih keramik dengan pola wajik yang terdiri dari dua warna. Pola ini akan menciptakan ilusi bahwa lantai lebih lebar dari apa yang ada.
7. Salah satu trik yang bisa Anda perhitungkan adalah pemilihan bak cuci piring yang berukuran kecil atau sedang. Lalu, cari papan alas potong yang ukuran panjangnya lebih besar dari lebar bak cuci piring, sehingga bisa disangkutkan, ini artinya Anda memanfaatkan ruang lapang. Setelah tidak digunakan, Anda bisa menyimpan papan alas potongnya kembali.
8. Belilah alat-alat bantu memasak yang ukurannya lebih tepat guna. Misal, toaster roti apakah Anda butuh yang slot-nya untuk 4 roti atau cukup yang slot-nya 2 roti saja sudah cukup? Apakah Anda benar-benar butuh food processor atau mesin cappuccino? Apakah barang-barang semacam ini akan Anda gunakan setiap hari? Kebanyakan orang hanya menggunakan 1.5 dari barang-barang yang mereka miliki di dapur. Jika Anda merasa barang-barang yang Anda miliki tak terlalu sering digunakan, mungkin bisa Anda simpan di gudang atau lebih baik berikan ke orang yang lebih sering menggunakannya. Lalu nikmati sisa ruang lapang yang telah Anda ciptakan dari ketidakadaan barang tadi.
9. Maksimalkan cahaya yang hadir ke ruangan dari sela-sela ventilasi dengan tidak menggunakan banyak bahan pada tirai. Cukup gunakan vitrage saja atau kain di bagian atas jendela saja. Upayakan sebanyak-banyaknya sinar masuk ke dalam ruangan tersebut.
10. Kebersihan juga amat perlu diperhitungkan. Pilihlah perangkat masak yang mudah dibersihkan, tahan lama, dan memiliki fungsi maksimal.
sumber: NAD/kompas.com

Bakso

Lumpia Isi Bakso

lumpiaisibakso.psd
BAHAN :
200 gram ayam cincang
200 gram udang cincang
1 1/2 cup water chesnut (***) cincang
3 lembar akar ketumbar
3 siung bawang putih, cincang halus
1 sendok makan merica
1 sendok makan light soy sauce
1/2 sendok makan gula
1 sendok makan daun bawang iris
1 sendok makan daun ketumbar cincang
daun bawang kecil untuk ikat kulit lumpia
minyak goreng

BAKSO CORNET MASAK KECAP

Bahan :
Bakso :
1 kaleng kornet (170 gr)
1 butir telur
2 sdm tepung terigu
Saus :
1 sdm minyak goreng
1/2 butir bawang bombay, potong 1/2 cm
6 sdm kecap manis
Cara olah :
1. Campur bahan bakso hingga rata, pulungi bulat2, jangan terlalu besar, kira kira sesuai selera.
2. Goreng bakso hingga matang kecoklatan, sisihkan,
3. Tumis bawang bombay sampai layu, tambahkan kecap manis, masukkan bakso, aduk rata, sajikan.

TUMIS BROKOLI BASO SAPI

BAHAN:
300 gr brokoli,
100 gr touge
200 gr daging sukiyaki
4 buah baso sapi, iris tipis
4 butir bawang merah, iris tipis
2 siung bawang putih, iris tipis
75 gr paprika merah, iris tipis memanjang
1 sdm saus tiram
½ sdm kecap inggris
1 sdm soy sauce
½ sdt garam
1 sdm gula pasir
2 sdm minyak untuk menumis
25 ml air matang
CARANYA:
1. Campur daging sukiyaki dengan kecap inggris selama 1 jam. Sisihkan.
2. panaskan minyak. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga
harum.
3. Masukkan daging sukiyaki dan irisan baso, aduk-aduk dan masak hingga
setengah matang.
4. Masukkan brokoli, touge dan paprika. Aduk rata.
5. Tambahkan air, kemudian saus tiram, soy sauce, garam dan gula pasir.
Aduk rata.
6. masak hingga semua bahan matang. Angkat.
7. Sajikan.

Bakso Kepiting

Bahan:
½ kg udang, buang kulit, cincang halus
5 ekor kepiting, rebus ± 15 menit, ambil isinya
1 buah wortel, cincang halus
1 ikat daun bawang, iris halus
2 siung bawang putih, cincang halus
1 butir putih telur
½ sdt garam
1 sdm gula pasir
½ sdt merica
2 sdt minyak wijen
½ sdm kecap asin
4 sdm tepung maizena (jagung)
2 lembar kulit tahu
minyak secukupnya untuk menggoreng
Cara Membuat:
Campur semua bahan kecuali kulit tahu menjadi satu.  Uleni hingga merata.
Bentuk adonan bakso bulat-bulat dengan diameter 2-3 cm.  Kemudian bungkus bulatan bakso dengan kulit tahu.
Kukus bakso selama 15 menit.   Angkat dan sisihkan.
Panaskan minyak banyak di dalam wajan dengan api besar.
Goreng kukusan bakso hingga berwarna kekuningan.
Angkat dan siap dihidangkan.
Untuk 15-20 bakso.

BAKSO MALANG

BAHAN BAKSO:
350 gr daging sapi yang segar
50 gr tepung sagu
100 cc air es
1 butir telur
4 siung bawang putih
1/2 sdt merica
3 sdt garam
KUAH:
2 liter air
600 gr lutut sapi/tulang sapi
6 siung bawang putih
1/2 sdt merica
2 batang daun bawang, iris
3 sdt garam
PELENGKAP:
10 lembar kulit pangsit, goreng
150 gr mi kuning basah
10 tahu goreng, serong, toreh sedikit
Bawang goreng secukupnya
Sambal rebus
CARA MEMBUAT:
1. Buat bakso: haluskan bawang putih, merica, dan garam. Giling daging hingga halus. Campur dengan tepung sagu, bumbu halus, telur, dan
air es. Aduk rata sambil dibanting-banting. Ambil 1/3 adonan untuk isian tahu.
2. Didihkan air, lalu matikan apinya. Buat bulatan bakso dua macam, satu besar dan satu kecil. Celupkan dalam rebusan air. Lakukan sampai habis.
3. Masak kembali hingga baksonya mengapung, angkat, tiriskan.
4. 1/3 adonan bakso masukkan dalam tahu. Kukus sebentar.
5. Buat kuah: haluskan bawang putih, merica, dan garam. Didihkan air, bum
bu, dan tulang, masak hingga mendidih, saring. Taburi daun bawang, angkat.
6. Siapkan mangkuk, tata mi, bakso, dan tahu. Tuangi dengan kuahnya, taburi daun bawang, dan bawang goreng. Sajikan dengan pangsit goreng dan sambal rebus.
Untuk: 6 orang.

Kamis, 01 Juli 2010

KEAJAIBAN IMAN 6

1. DOA MUSTAJAB DAN MANAKIB ORANG SHALIH
Diceritakanlah bahwa suatu ketika Ya’qub bin al-Laits, penguasa
Khurasan, menderita suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan oleh para
dokter. Mereka mengusulkan, “Di sini ada seseorang yang shalih namanya
Sahal bin Abdillah, apakah tuan mau mendatangkannya dan meminta
doanya?” “Bawalah ia padaku!” pintanya. Ketika Sahal mendatangi Ya’qub
bin al-Laits, ia berkata, “Doakanlah aku kepada Allah agar diberi
kesembuhan dari penyakit ini!” Sahal menjawab, “Bagaiamana aku harus
mendoakanmu sementara kamu masih tetap melakukan kezhaliman?” Maka
Ya’qub berniat taubat dari kezhalimannya, berlaku baik pada rakyat, dan
melepaskan orang-orang yang dipenjara. Lalu Sahal berdo’a, “Ya Allah!
Sebagaimana Engkau perlihatkan padanya hinanya maksiat pada-Mu, maka
tunjukkanlah terhadapnya kemuliaan taat kepada-Mu!” Maka seketika
sembuhlah Ya’qub dari penyakit yang dideritanya. Ia bangkit seolah-olah
terlepas dari ikatan. Lalu Ya’qub menawarkan harta benda pada Sahal
sebagai balasan, tetapi Sahal menolaknya. Ia pun kemudian pulang. Ketika
dalam perjalanan pulang ada orange yang berkata padanya, “Terimalah harta
tersebut dan bagikan pada orange-orang fakir!” Kemudian Sahal memandang
tanah di sekitarnya, tiba-tiba kerikil-kerikilnya berubah menjadi mutiara.
Lalu berkata, “Ambillah semua yang kalian mau!” Adakah orang yang diberi
anugrah semacam ini masih memerlukannhartanya Ya’qub bin al-Laits?”
“Janganlah tuan menghukum saya!” pinta Ya’qub menghiba.

2. KISAH SYEKH ISA
Suatu ketika Syekh Isa al-Hatani bertemu dengan wanita pelacur.
Berkatalah ia pada si wanita itu, “Nanti malam aku akan mendatangimu.”
Mendengar itu, hati wanita berbunga-bunga, lalu ia pun bersolek. Seusai
shalat Isya, Syekh Isa menepati janjinya, ia mendatangi wanita itu, lalu
masuk ke kamarnya. Kemudian ia melakukan shalat dua rakaat, setelah itu ia
keluar lagi. “Mengapa anda keluar?” tanya si pelacur. Yang aku kehendaki
Insya Allah berhasil,” jawab Syekh Isa. Lalu terjadilah sesuatu yang
menggetarkan hati, si pelacur itu kemudian mengikuti Syekh Isa dan bertobat
di tangannya. Kemudian Syekh Isa menikahkannya dengan salah seorang
muridnya. Ia berkata pada para santrinya, “Kalian semua adakanlah pesta
walimah! Hidangannya bubur, dan jangan ada lauk juga yang lainnya!”
Mereka pun melakukan apa yang diperintahkan. Kabar pernikahan si pelacur
itu sampai pula ke telinga penguasa. Ternyata si penguasa kenal dekat
dengan pelacur. Maka si penguasa mengirim dua botol minuman keras, dan
dia pun berpesan pada utusannya, “Katakan pada Syekh Isa, apa yang ia
lakukan telah sampai beritanya padaku, dan aku turut bergembira. Maka
terimalah makanan ini sebagai lauk!” Syekh Isa berkata pada utusan tadi,
“Kamu terlambat.” Syekh Isa lalu mengambil salah satu botol minuman
keras tadi, lalu mengocoknya, dan menuangkanya. Ternyata dari botol itu
keluarlah madu. Kemudian ia mengambil botol yang satunya lagi, lalu
mengocoknya, dan menuangkannya, dan ternyata isinya adalah minyak
samin.” Silakan duduk dan makanlah bersamaku,” kata Syekh Isa pada
utusan. Utusan pun duduk dan makan bersamanya, ia merasa makanan tadi
sangat lezat dan tiada duanya. Ketika ia akan menghadap sang penguasa, ia
menceritakan semua yang ia alami. Kemudian si penguasa mendatangi Syekh
Isa untuk membuktikan apa yang dikatakan utusannya itu. Lalu ia mencicipi
makanan tersebut, maka ia merasa takjub. Kemudian ia meminta maaf
kepada Syekh Isa, lalu ia pun bertaubat di tangannya dengan taubat yang
sesungguhnya dengan sebab keberkahan Syekh Isa.

3. PERUBAHAN RODA NASIB
Muhammad bin Abdurrahman al-Hasyimi bercerita, “Pada hari Raya
Idul Adha aku mendatangi ibuku. Di dekatnya kulihat ada serang wanita
yang pakaiannya kotor. Ibuku berkata, “Apakah kamu mengenal wanita ini?”
“Tidak,” jawabku. “Ini adalah Atabah ibunda Ja’far al-Barmaki,” sahut
ibuku. Kemudian aku memberi salam padanya dan berkata, “Ceritakan apa
yang telah engkau alami!” Dia menjawab, “Aku akan bercerita padamu yang
mengandung hikmah dan pelajaran bagi yang mau mengambil pelajaran,
“Suatu hari, pada hari Idul Adha seperti ini, di atas kepalaku terdapat empat
ratus resep obat. Dan aku mengira bahwasannya anakku, Ja’far telah berani
durhaka padaku. Sekarang aku datang pada kalian untuk meminta dua kulit
kambing, satu untuk baju dalam, satu lagi untuk selimut.” Lalu aku
(Abdurrahman) memberinya lima ratus dirham, dan aku menyuruhnya agar
ia kembali lagi bila membutuhkan sesuatu sampai ia meninggal dunia.

4. MENIPU DAN AKIBATNYA
Dikisahkan bahwa ada seorang prajurit muslim yang berperang. Ia
menaiki kudanya untuk membunuh orang kafir, tetapi kudanya berontak.
Lalu ia mendekati orang kafir lagi untuk membunuhnya, tetapi kudanya
berontak lagi seperti semula. Si prajurit pun mengulanginya lagi berkali-kali,
tetapi kudanya tetap memberontak. Maka ia pun pulang dengan hati yang
susah karena tidak bisa membunuh orang kafir tadi. Ia memikirkan ulah
kudanya, padahal sebelumnya tidak pernah demikian. Kemudian ia tidur
bersandar pada tiang kemahnya, sementara kudanya ada di hadapannya.
Kemudian seolah-olah kudanya berkata padanya, “Apakah kamu jengkel
padaku karena tidak menurut? Sementara kamu telah membayar makananku
dengan uang palsu.” Ia pun terbangun, dan segera mendatangi penjual
makanan binatang ternak, lalu mengganti uang palsu yang telah diberikannya
dengan uang asli.

5. KETEGUHAN SAHABAT NABI SAW.
Ketika Qais bin Harsyah datang menghadap Nabi, dia berkata, “Wahai
Rasulullah, aku berbai’at padamu, untuk menaati segala apa pun yang datang
dari Allah melaluimu, dan aku tidak akan berbicara kecuali yang hak
(kebenaran).” Nabi saw. bersabda kepadanya, “Mungkin suatu masa
sepeninggalku nanti kamu akan mendapati para pemimpin yang mana kamu
tidak mampu mengatakan kebenaran di hadapan mereka.” “Derni Allah, aku
tidak akan berjanji kepadamu kecuali aku menepatinya,” lanjut Qais. “Kalau
memang begitu, maka manusia tidak akan dapat menyalitimu.” Qais adalah
orang yang mencela Ziad dan anaknya, karena keduanya telah melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan syari’at Islam, berbuat zhalim, dan
kejahatan lainnya. Lalu terdengarlah kabar tersebut ke telinga Ubaidillah bin
Ziad, lalu Ubaidillah mengutus seseorang agar menghadapkan Qais padanya.
Qais pun dibawa ke hadapan Ubaidillah, lalu ditanya, “Kamukah orang yang
melakukan kebohogan atas nama Allah dan utusan-Nya?” “Bukan, tetapi bila
kamu ingin mengetahuinya aku kan memberitahu,” jawab Qais. “Baiklah,
katakan siapa dia?” perintah Ubaidillah. “Dia adalah orang yang tidak mau
mengamalkan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya,” jawab Qais menjelaskan.
“Siapakah yang melakukan seperti itu?” tanya Ubaidillah lagi. “Kamu, orang
tuamu, dan orang yang kamu angkat sebagai pemimpin,” jawab Qais.
“Kamukah orang yang mengatakan bahwa manusia tidak akan
mempengaruhi prinsipmu?” tanya Ubaidillah marah. “Ya,” jawab Qais. “Hari
ini akan kutunjukkan bahwa kamu adalah seorang pendusta, “Penjaga
panggilkan algojo!” perintah Ubaidillah. Ketika para prajurit mendatangkan
algojo, berkatalah Qais, “Demi Allah tidak ada alasan kamu menghukum
saya.” Setelah berkata demikian ia menoleh, lalu para prajurit menggerakgerakan
tubuhnya, ternyata ia telah wafat. Benarlah apa yang disabdakan
Nabi saw. (bahwa tiadaseorang pun yang akan menyakiti dirinya).
Suatu ketika Qais pernah berjalan bersama Ka’ab Ahbar. Keduanya
berjalan sampai di Shifin. Ka’ab Ahbar berhenti sejenak, memandang
sekelilingnya lalu berkata, “Tiada Tuhan selain Allah, sungguh kelak di
tempat ini akan mengalir darah orange-orang beriman yang belum pernah
terjadi sebelumnya.” Mendengar pernyataan itu, Qais marah dan bertanya,
“Apa yang kamu ketahui hai Abu Ishak, ini adalah perkara yang hanya
diketahui oleh Allah?” “Tak sejengkal tanah pun yang tidak tertulis dalam
Taurat yang diturunkan pada nabi Musa as. yakni setiap peristiwa yang akan
terjadi sampai kiamat,” jawab Ka’ab Ahbar.

6. PENGALAMAN SAHABAT NABI SAW. DI MASA
JAHILIYAH
Diceriatakan bahwasanya Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdil Uzza,
sepupu Umar bin Khattab, mencari agama Nabi Ibrahim sebelum Nabi
Muhammad saw. diutus. Dia tidak pernah memberi persembahan kepada
berhala, memakan bangkai, ataupun memakan darah. Ketika itu ia ditemani
Waraqah bin Naufal, orang-orang Yahudi saat itu mengajari mereka ajaran
Yahudi, maka Waraqah memeluk agama Yahudi, tetapi Zaid tidak.
Kemudian mereka bertemu orang Nasrani, mereka menjelaskan tentang
agama Nasrani, lalu Waraqah pindah memeluk Nasrani, tetapi Zaid tidak.
Berkata Zaid, “Agama ini sama dengan agama kaum kita, kamu telah
menyekutukan Tuhan kamu juga, lalu ia bertemu seorang rahib, ,aka
berkatalah sang rahib, “Sesungguhnya kamu mencari agama yang sekarang
tidak ada di muka bumi.” “Agama apakah itu?” tanya Zaid. “Agama Ibrahim
as., jawab rahib. “Bagaimana agama Ibrahim itu?” tanya Zaid. Agama
Ibrahim adalah menyembah Allah, tidak menyekutukannya dengan apapun
dari ciptaannya, dan shalat menghadap ke Ka’bah,” kata rahib. Zaid pun
melakukan seperti yang dikatakan rahib sampai matinya.
Suatu ketika ia bertemu dengan Nabi saw. sebelum diangkat menjadi
Rasul. Saat itu Nabi saw. sedang makan bekal yang dibawanya bersama Abu
Sufyan. Abu Sufyan mengajaknya makan, ia berkata “Saudarku! Aku tidak
makan sesuatu yang disembelih atas nama berhala.” Ketika mendengar itu
maka Nabi tidak pernah memakan daging yang disembelih atas nama berhala
sampai beliau diangkat jadi Rasul. Sa’id bin Zaid (anak Zaid bin Amr), salah
satu dari sepuluh orang yang diberi kabar gembira akan masuk surga, dan
termasuk as-Saabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama masuk
Islam) berkata pada Nabi saw. “Engkau tetah mengetahui keadaan orang tua
saya sebelumnya, bolehkah saya memohonkan ampun untuknya?” Nabi saw.
menjawab, “Mohonkanlah ampunan untuknya!” Kemudian Sa’id memohonkan
ampunan baginya kepada Allah.
107. KISAH UMAR BIN ABDUL AZIZ
Pada zaman Umar bin Abdul Aziz pernah terjadi musim paceklik. Lalu
datanglah utusan dari berbagai negeri Arab. Para utusan tadi memilih salah
seorang di antara mereka untuk menghadap Umar bin Abdul Aziz. Setelah
menghadap orang itu berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Kami menghadap
tuan karena ada bahaya yang besar, kulit kami telah kering di badan
dikarenakan kurang makan. Harapan kami hanyalah Baitul Mal (harta
pemerintah yang disiapkan untuk orang fakir miskin). Harta itu tidak akan
sepi dari tiga perkara, adakalanya untuk Allah, adakalanya untuk paduka, dan
adakalanya untuk hamba Allah. Apabila diperuntukkan bagi Allah, maka
Allah adalah Dzat yang Maha Kaya, apabila diperuntukkan bagi tuan, maka
sedekahkanlah pada kami! Karena Allah akan membalasnya, dan bila untuk
hamba Allah, maka berilah hak-hak mereka!” Meneteslah air mata Umar bin
Abdul Aziz mendengar itu, lalu berkata, “Sungguh seharusnya memang
seperti yang engkau katakan, wahai juru bicara para utusan!” Kemudian
Umar bin Abdul Aziz memerintahkan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya
dari Baitul Mal. Ketika mereka semua bermaksud keluar untuk mendapatkan
bagiannya, berkatalah Umar kepada utusan tadi, “Hai lelaki yang merdeka!
Sebagaimana engkau sampaikan keinginan mereka kepadaku dan kamu
perdengarkan suara mereka kepadaku, maka sampaikan kata-kata dan
keinginanku kepada Allah!” Lalu seorang Badwi menengadahkan wajahnya
ke langit sambil berdo’a, “Wahai Rabbku! Demi kemuliaan dan keagungan-
Mu! Berbuatlahh untuk Umar sebagaimana Engkau berbuat kepada hamba-
Mu!” Belum selesai si Badwi memanjatkan do’anya, tiba-tiba hujan turun
dengan deras, lalu jatuhlah segumpal salju berbentu kendi, dan akhirnya
pecah. Dari pecahan tersebut keluarlah sebuah kertas yang bertuliskan: “Ini
adalah pembebasan dari Allah, Dzat Yang Mulia untuk Umar bin Abdul Aziz
dari api neraka.”

8. ADIL KEPADA RAKYAT
Suatu ketika Anusirwan yang adil keluar untuk berburu. Dia terpisah dari
para pengawalnya dikarenakan mengejar buruannya, lalu ia merasa melihat
sebuah tempat yang dekat darinya. Maka ia mendatangi rumah salah seorang
penduduk untuk meminta air minum, kemudian keluarlah seorang bocah
wanita. Ketika bocah tadi melihat Anusirwan, ia berlari masuk kembali ke
dalam rumah, dengan segera ia memeras batang tebu, dicampur dengan air,
lalu ia membawanya keluar, dan memberikannya kepada Anusirwan.
Sebelum meminumnya, Anusirwan melihat kedalam tempat minuman,
ternyata ada kotoran dan debu. Maka ia meminumnya sedikit demi sedikit
sampai akhirnya habis. Lalu ia berkata, “air yang nikmat adalah yang tidak
ada kotorannya.” “Saya sengaja menjatuhkan kotoran pada mmuman itu,”
jawab bocah wanita tadi. “Mengapa engkau lakukan itu?” tanya Anusirwan.
“Karena aku melihat hebatnya dahaga yang engkau rasakan, aku khawatir
engkau akan menghabiskan dalam sekali teguk yang menyebabkan engkau
tersedak oleh kotoran,” jawab bocah tadi. Anusirwan takjub dengan
kecerdasan bocah tadi, lalu ia bertanya lagi, “Berapa batang tebu yang kamu
peras dalam satu gelas tadi?” “Satu,” jawab si bocah. Semakin tambah heran
ia. Kemudian ia berlalu dari bocah tadi dan mencari tahu berapa besar
penghasilan penduduk daerah tersebut. Ternyata penghasilan daerah tersebut
sangat sedikit, maka di dalam hati ia bermaksud menambahnya. Setelah
beberapa waktu ia kembali lagi ke tempat itu sendirian, ia mendatangi lagi
bocah wanita tadi untuk meminta minuman, lalu keluarlah bocah tadi dengan
sendirinya. Ketika melihat Anusirwan, tahulah ia, maka dengan segera ia
masuk kembali untuk membuatkan minuman. Kali ini ia membuat minuman
agak lama. Ketika bocah tadi keluar untuk memberikan minuman,
bertanyalah Anusirwan, “Kamu sangat lama, kenapa?” Si bocah menjawab
“Keinginanmu tidak akan tercukupi dengan hanya satu batang tebu, akan
tetapi dengan tiga batang tebu.” “Apa sebabnya?” tanya Anusirwan.
“Perbedaan niat tuan! Saya mendengar bahwa bila niat seorang penguasa
berubah, maka kebaikan dan keberkahan kaum akan hilang,” jawab si bocah.
Anusirwan pun tertawa, dia mengurungkan niat hatinya untuk menambah
penghasilan daerah tersebut. Kemudian ia menikahi bocah wanita tadi karena
takjub akan kecerdasannya.

9. INSPEKSI RAJA TERHADAP KEADAAN RAKYATNYA
Diceritakan bahwasanya raja Kasytasit memiliki perdana menteri yang
bernama Rostirus. Dengan nama tersebut raja menyangka bahwa perdana
mentrinya adalah orang yang taqwa dan saleh. Raja tidak pernah mendengar
dari seorang pun tentang kejelekannya. Padahal sesungguhnya ia bukan
orang baik-baik. Suatu ketika berkatalah perdana menteri pada raja,
“Sesungguhnya rakyat telah melakukan tindakan tercela dikarenakan
keadilan yang kita terapkan dan kurangnya pendidikan kita terhadap mereka.
Dan ada pepatah mengatakan, ‘Bila penguasa adil, maka rakyat akan
membangkang’, dan sekarang aroma kerusakan telah menyengat, maka wajib
bagi kita untuk mencegah dan mengajari mereka kesopanan, menindak orang
yang melampaui batas, menghilangkan kefasikan yang merusak, serta
mengajarkan kebaikan.” Kemudian ditugaskanlah beberapa orang untuk
mengajarkan kesopanan, dan setiap petugas telah menerima suap dari
perdana menteri. Perdana menteri mengatakan pada raja bahwa rakyatnya
lemah, mengalami kesulitan, negara tidak memiliki simpanan, maka jelaslah
alasan bagi sang raja untuk melaksanakannya. Kemudian raja meneliti
perbendaharaan kerajaan, dan ia tidak mendapati apapun yang digunakan
untuk memperbaiki pasukannya. Karena pikirannya pusing, maka raja pergi
ke hutan. Dari jauh tampak olehnya sebuah tenda yang terpancang, maka ia
pun mendatanginya. Di sana ia melihat banyak kambing sedang tidur dan
anjing yang disalib. Lalu keluarlah seorang pemuda dari dalam tenda. Raja
Kasytasit memberi salam pada pemuda tadi dan memintanya agar ia
diizinkan untuk menginap. Pemuda itu pun memuliakan sang raja, ia
menyuguhkan hidangan sebagaimana seharusnya. Berkatalah sang raja, “Aku
tidak akan makan sampai kamu bercerita tentang anjing itu!” Si pemuda
menjawab, “Anjing ini adalah penjaga kambing saya, kemudian ia bertemu
dengan macan, jadilah ia tidur dan bertempat tinggal dengan macan. Setiap
hari macan tadi membawa kambing saya satu demi satu, sementara saya
tidak tahu. Saya pun selalu memikirkan keadaan kambing saya, karena setiap
hari kambing-kambing tersebut berkurang. Suatu ketika saya melihat seekor
macan yang membawa kambing saya, sedangkan anjing hanya diam saja.
Maka tahulah saya bahwa anjing tersebut telah berkhianat, dan anjing itulah
penyebab rusaknya kambing saya. Maka saya menangkapnya dan
menyalibnya.” Mendengar ceritanya, sang raja berfikir dalam hatinya,
“Rakyatku ibarat kambing, maka aku harus menanyakan langsung pada
mereka agar aku tahu keadaan yang sebenarnya.” Setelah itu raja pun pulang
ke rumahnya. Ia terus merenung, lalu sadarlah ia bahwa semua itu adalah
kelicikan perdana menterinya. Maka ia membuat pribahasa, “Barangsiapa
terpedaya dengan nama, maka ia akan pulang tanpa bekal; barangsiapa
berkhianat dalam masalah bekal, maka ia akan pulang tanpa nyawa.”
Kemudian raja memerintahkan agar perdana menteri disalib.


10. RAJA YANG CERDAS
Dikisahkan bahwa suatu ketika Iskandar mengirim utusan pada raja Dar
bin Dar. Ketika utusan itu kembali, ia menyampaikan jawaban Dar bin Dar.
Setelah mendengar penuturan utusannya, Iskandar meragukan satu kalimat
dalam jawaban tersebut. “Sungguh saya mendengarnya dengan telinga saya
sendiri,” kata utusan meyakinkan Iskandar. Iskandar kemudian menulis
jawaban tadi dengan tangannya sendiri, lalu menyuruh utusan tadi untuk
mengirimkannya pada raja Dar bin Dar. Ketika ia menerima surat Iskandar,
lalu membacanya, tiba-tiba ia mengambil pisau, lalu memotong satu kalimat
tadi dari isi surat. Kemudian mengembalikannya pada Iskandar. Dia pun
menambahkan tulisan dalam suratnya, “Sesungguhnya niat tulus seorang
raja, keagungan wataknya, dan dasar kekuatannya, semua itu menunjukkan
bergantungnya kebenaran akan perkataan utusan yang bisa dipercaya. Dan
sekarang aku telah memotong kalimat tersebut, karena kata-kata itu bukan
berasal dari saya, dan saya tidak mempunyai alasan untuk memotong lidah
utusanmu.” Selang beberapa waktu, Iskandar memanggil utusan tadi dan
bertanya, “Apa yang mendorongmu untuk menambahkan kalimat itu?”
“Karena dia tidak memberikan hak-hak saya dan membuat saya marah,”
jawab utusan. “Selakalah kamu! Apakah aku mengutusmu untuk kebaikanku
atau kebaikanmu?” Kemudian Iskandar memerintahkan untuk memotong
lidah utusan tadi dan memenggal kepalanya.
Orang yang pertama kali menyalahgunakan kepercayaan raja adalah
Yazdajird. Suatu ketika datang padanya seekor kuda yang sangat bagus dan
mahal, tak seorang pun pernah melihat kuda sebagus itu. Dengan sangat hatihati
para prajurit Iskandar berusaha menangkap kuda tadi, tetapi mereka
tidak mampu menangkapnya. Sampai akhirnya kuda tersebut berlari ke arah
istana dan berhenti di sana. Lalu berkatalah Yazdajird, “Kuda ini adalah
hadiah dari Allah khusus untukku.” Kemudian ia berdiri mendekati kuda
tadi, menyentuh muka dan punggungnya, dan kuda tersebut diam saja. Maka
Yazdjird memasang pelana dan menarik tali kekangnya kuat-kuat. Kuda
tersebut menoleh ke arah penunggangnya, dan berusaha untuk menendang
penunggangnya. Akhirnya kuda tersebut benar-benar menendang Yazdajird
tepat mengenai ulu hatinya. Sehingga ia mati seketika itu juga. Tak seorang
pun yang tahu dari mana kuda itu datang dan kemana perginya. Orang-orang
mengatakan, ini adalah malaikat yang diutus Allah untuk membinasakan
Yazdajird dan menyelamatkan kita dari kezhalimannya. Wallaahu a’lam.

KEAJAIBAN IMAN 5

1. MENAHAN DIRI DARI MEMANDANG YANG HARAM
Diceritakan tentang seorang pemuda shalih, bahwa pada suatu hari ia
bertemu dengan seorang wanita yang amat cantik, maka jatuhlah pandangannya
pada wanita itu, dan wanita itu merasa risih dilihat seseorang. Maka si
pemuda berdoa kepada Allah, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau
menjadikan penglihatanku sebagai nikmat yang Engkau berikan, dan aku
khawatir jika mataku ini menjadi siksaan bagiku, karenanya ambillah
penglihatanku!” Selesai berdo’a seketika itu juga mata si pemuda menjadi
buta. Maka apabila ia pergi ke masjid, ia dituntun oleh adiknya yang masih
kecil. Ketika mereka berdua sudah sampai di masjid, maka adiknya bermain
dengan teman sebayanya dan meninggalkanya sendirian. Apabila pemuda
tadi memerlukan sesuatu, ia pun memanggil adiknya, maka dengan terpaksa
adiknya pun mendatanginya, dan setelah itu ia pun melanjutkan bermain.
Pada suatu hari ketika ia sedang berada di dalam masjid, dia merasa ada
sesuatu yang berputar putar di sekelilingnya dan ia merasa takut, maka ia
memanggil adiknya, tetapi adiknya tidak menyahut panggilannya. Lalu ia
menengadahkan pandangannya ke atas dan berdo’a, “Wahai Tuhanku!
Dahulu Engkau memberiku penglihatan yang aku gunakan sebagai anugrah
dari-Mu, lalu aku meminta-Mu untuk menghilangkannya karena takut akan
menjadi fitnah dan siksa bagiku, sekarang aku membutuhkanya, maka aku
mohon wahai Tuhanku, kembalikanlah penglihatanku!” Maka Allah
mengembalikan penglihatanya, dan seketika itu pula ia bisa melihat. Lalu ia
pulang kerumahnya dengan penglihatan yang telah pulih kembali. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.

2. AKIBAT KEZHALIMAN
Pada zaman Bani Israil ada seorang lelaki yang mandul tak bisa punya
anak. Apabila ia berjalan-jalan keluar dan bertemu dengan anak kecil, maka
ia akan mebujuknya, mengajaknya untuk datang ke rumah, setelah sampai di
rumah, maka anak tersebut akan dibunuh lalu dilemparkan ke dalam lubang
yang ada di dalam rumahnya. Sebenarnya istrinya selalu berusaha mencegahnya,
tetapi ia tidak mau mendengar dan malah berkata, “Sseandainya Allah
akan menyiksaku atas semua yang telah aku lakukan, tentunya Dia telah
menyiksaku setiap hari.” Istrinya menjawab, “Bukan berarti Allah tidak
menyiksamu atas apa yang kamu lakukan, hanya saja takaranmu belum
penuh. Apabila takaranmu sudah penuh pasti Allah akan menyiksamu.”
Pada suatu hari ia keluar dan bertemu dengan dua anak kecil, maka ia
pun mengajak kedua anak tersebut ke rumahnya. Setibanya di dalam rumah,
dia pun membunuh keduanya, lalu dibuang ke dalam lubang yang ada di
dalam rumahnya. Ketika dua anak itu tidak pulang, orang tuanya mencarinya
namun tidak menemukanya. Lalu orang tuanya mendatangi Nabi pada zaman
itu dan menceritakan kejadiannya. Nabi bertanya, “Apakah mereka memiliki
mainan yang suka digunakan?” “Ya, mereka bermain dengan seekor anjing
kecil,” jawab orang tua. “Bawalah kemari anjing kecil itu!” perintah Nabi.
Maka orang tua anak itu pun membawa anjing kecilnya pada Nabi.
Kemudian Nabi meletakkan cincinnya di antara kedua mata anjing tersebut
lalu melepaskannya seraya berkata pada orang tua si anak, “Ikutlah di
belakangnya! Rumah siapa nanti yang dimasukinya, maka semuanya akan
menjadi jelas.” Anjing itupun kemudian berjalan melewati gang, lorong
sampai akhirnya masuk ke sebuah rumah. Lalu anjing itu menggerakgerakkan
ekornya kemudian mencakari tanah. Penduduk kampung pun
kemudian menggali tempat tersebut, lalu mereka menemukan dua anak kecil
tadi bersama-sama yang lainnya dalam keadaan tidak bernyawa. Kemudian
mereka memberitahukan kepada Nabi tentang apa yang mereka temukan,
juga membawa si pemuda yang telah membunuhnya. Nabi memerintahkan
agar si pembunuh itu disalib. Ketika si pembunuh itu disalib datanglah
istrinya dan berkata, “Bukankah aku sudah memperingatkanmu tentang hal
ini, dan aku katakan bahwa Allah tidaklah membiarkan kesalahanmu,
sesungguhnya takaran kezhalimanmu telah penuh, melebihi batas, karenanya
sekarang Allah menyiksamu.”

3. MUKJIZAT NABI SAW.
Jabir bin Abdillah bercerita, “Pada suatu hari saya dan Nabi saw.
bepergian. Saya mengendarai unta, dan unta saya tersebut lelah, lalu saya
membawanya kepada Nabi saw.. Lalu Nabi saw. mendoakan unta tersebut,
lalu berkata padaku, “Naiklah!” Maka saya pun menaikinya dan ternyata unta
tersebut berlari sangat kencang, sehingga saya menjadi yang terdepan di
antara orang banyak. Nabi saw. bertanya padaku, “Apa pendapatmu tentang
untamu?” Saya menjawab, “Unta itu telah mendapat berkah engkau ya
Rasulallah.” “Apakah kamu mau menjualnya padaku?” lanjut Nabi saw. Saya
pun merasa malu. Kalau saya menolak, yang menginginkan adalah
Rasulullah; kalau saya jual, saya tidak memiliki unta lagi untuk mengairi
sawah.” Akhirnya saya menjawab, “Baiklah kalau tuan menghendaki.” Nabi
saw. pun memberikan uangnya, menambah dan menambahnya lagi sampai
kira-kira satu uqiyah (bungkus) emas. Nabi saw. berkata, “Naikilah unta itu
sampai Madinah.” Ketika sampai di Madinah Nabi saw. berkata pada Bilal
“Berikan uang pembayaran unta dan tambahi, kemudian kembalikan lagi
untanya pada Jabir.”
Imam Suhaili berkata, “Hikmah pembelian Nabi saw. terhadap unta
Jabir, lalu melebihkan harganya, dan mengembalikannya lagi pada Jabir
adalah isyarat terhadap firman Allah Swt.: “Sesungguhnya Allah membeli
dari orang-orang yang beriman diri dan harta mereka.” Juga firman-Nya:
“Bagi mereka yang melakukan kebajikan maka mereka akan mendapat
balasan baik pula serta tambahanya.” Juga firman-Nya: “Janganlah kamu
menyangka bahwa orang yang terbunuh karena membela agama Allah itu
mati, akan tetapi mereka itu hidup di sisi Tuhannya.”

4. MUKJIZAT NABI ISA AS. DAN PENGKHIANATAN SEORANG WANITA
Pada zaman Bani Israil ada seorang lelaki yang memiliki seorang istri
yang sangat cantik tiada tandingnya, dan ia pun sangat mencintainya. Ketika
istrinya mati maka ia menunggui kuburnya dalam waktu yang lama. Suatu
hari lewatlah Nabi Isa as. ke kuburan tersebut, lalu melihat lelaki itu sedang
menangis. Nabi Isa as. pun bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”
Maka lelaki itu pun menceritakan kisahnya. Nabi Isa as. berkata, “Apakah
kamu senang jika aku menghidupkanya kembali untukmu?” “Ya,” jawab
lelaki itu. Kemudian Nabi Isa as. pun memanggil penghuni kubur itu, maka
tiba-tiba keluarlah dari dalam kubur itu sesosok hitam yang dari mata, hidung
dan semua lubang tubuhnya keluar api. Lelaki tadi berkata, “Bukan yang itu,
wahai Nabi Allah, tetapi kuburnya adalah yang ini,” kata si lelaki sambil
menunjuk kubur yang lain. Nabi saw. pun berkata pada mayat tadi,
“Kembalilah ke tempatmu!” Mayat itu pun roboh lagi ke tempatnya, lalu
tertimbun tanah. Kemudian Nabi Isa as. pindah ke kubur yang ditunjukkan
lelaki tadi, seraya berkata, “Wahai penghuni kubur, bangkitlah dengan izin
Allah!” Tiba-tiba kuburan itu terbelah, lalu keluarlah seorang perempuan
sambil mengibaskan debu dari rambutnya, “Inilah istri saya, wahai Nabi
Allah!” kata lelaki tadi. “Bawalah ia bersamamu,” perintah Nabi Isa. Lelaki
tadi membawa istrinya pulang. Suatu ketika ia merasa sangat ngantuk dan
ingin tidur, lalu ia berkata pada istrinya, “Aku lelah karena tidak tidur selama
menunggu kuburanmu, aku ingin istirahat.” “Istirahatlah!” jawab istrinya.
Lelaki tadi kemudian meletakkan kepalanya di atas pangkuan istrinya. Ia
tertidur, saat lelaki tadi tertidur lewatlah seorang pangeran yang gagah dan
tampan naik kuda yang bagus, maka terpesonalah wanita tadi pada sang
pangeran. Ia pun meletakkan kepala suaminya, lalu berlari menyusul sang
pangeran. Ketika sang pangeran melihat wanita tadi, ia pun terpana dan
terpikat. “Bawalah aku bersamamu!” kata wanita tadi. Mereka berdua pun
kemudian pergi. Ketika suami wanita tadi terbangun, ia kaget karena istrinya
sudah tidak ada, maka ia pun mencarinya. Akhirnya ia menemukannya. Ia
berkata padasang pangeran, “Wahai pangeran, wanita ini adalah istri saya,
lepaskan dia!” kata suaminya. Akan tetapi istrinya malah tidak mengakuinya,
malah berkata, “Aku adalah istri pangeran.” “Apakah kamu akan merebut
istriku?” kata sang pangeran. Suaminya menjawab, “Demi Tuhan, dia adalah
istriku, dia telah dihidupkan kembali oleh Nabi Isa as. setelah kematiannya.”
Ketika mereka sedang rebut, tiba-tiba lewatlah Nabi Isa as.. Maka si lelaki
berkata, “Wahai Nabi Allah! bukankah ini adalah wanita yang engkau
hidupkan untuk saya?” “ya,” jawab Nabi Isa. “Wahai Nabi Allah, dia itu
bohong, aku adalah istri sang pangeran,” kata si wanita mengingkari.
“Bukankah kamu adalah wanita yang aku hidupkan?” tanya Nabi Isa as..
“Demi Allah, bukan wahai Nabi Allah,” jawab si wanita. “Kalau begitu
kembalikan padaku apa yang telah aku berikan padamu,” lanjut Nabi Isa as..
Maka seketika itu juga wanita tadi mati. Lalu Nabi Isa as. bersabda,
“Barangsiapa ingin mengetahui seseorang yang mati kafir, kemudian ia
dihidupkan dan beriman, maka lihatlah sosok hitam tadi. Dan barangsiapa
ingin mengetahui orang yang mati beriman kemudian dihidupkan dan kafir,
maka wanita inilah orangnya.” Kemudian lelaki Bani Israil tadi bersumpah
bahwa dia tidak akan menikah selamanya. Dia menuju sebuah dataran yang
sepi, lalu beribadah di sana sampai akhir hayatnya.
5. CELAKA KARENA MEMPERLIHATKAN KEBENARAN
Pada suatu hari seorang lelaki Kurdi duduk bersama rajanya di meja
makan. Di atas meja makan tersebut terdapat dua ekor burung puyuh
panggang. Si Kurdi mengambil satu dan tertawa, lalu sang raja pun bertanya
mengapa ia tertawa. Si Kurdi menjawab, “Suatu kali aku pernah merampok
seorang pedagang, saat aku akan membunuhnya ia menghiba padaku, tetapi
aku tidak mengampuninya. Ketika ia melihatku sungguh-sungguh akan
membunuhnya, ia menoleh, bersamaan dengan itu ia melihat dua ekor
burung puyuh di atas gunung. Lalu ia berkata pada burung tersebut,
“Saksikanlah bahwasanya perampok inilah yang membunuhku!” Lalu aku
membunuhnya. Jadi ketika aku melihat dua ekor burung puyuh ini, aku
teringat akan ketololannya, maka aku pun tertawa.” Mendengar itu maka
sang raja berkata, “Demi Tuhan! Dua ekor burung tersebut telah menjadi
saksi pembunuhan yang engkau lakukan.” Maka sang raja memerintahkan
agar kepala orang tersebut dipenggal sebagai tebusan atas pembunuhan yang
telah dilakukannya.

6. PASRAH PADA ALLAH DAN PENGARUHNYA
Dahulu ada seseorang yang hidup di hutan. Dia memiliki ayam jantan
yang selalu membangunkannya, anjing yang setia menjaganya dari pencuri,
keledai yang selalu ia gunakan untuk mengangkut air dan tendanya.
Padasuatu hari ia datang ke perkampungan terdekat sekedar untuk
berbincang-bincang dan beramah tamah dengan penduduk. Tiba-tiba
terdengar olehnya kabar bahwa seekor musang telah memakan ayamnya.
Maka ia berkata, “Itu suatu kebaikan kalau memang Allah yang
menghendaki.” Kemudian terdengar kabar lagi bahwa anjingnya telah mati,
maka ia berkata lagi, “Lihatlah itu adalah sesuatu yang baik, kalau memang
Allah yang menghendaki.” Kemudian terdengar lagi kabar bahwa keledainya
telah di cabik-cabik oleh macan, maka ia pun berkata, “Mungkin itu adalah
yang terbaik jikalau memang Allah menghedakinya.” Ketika malam
menjelang, ia pun pulang ke tendanya. Keesokan harinya, ia mendengar
berita bahwa tadi malam penduduk kampung telah didatangi musuh, tetapi
musuh tersebut merasa ketakutan dengan suara ayam, gonggongan anjing,
dan ringkikan himar, sehingga selamatlah pondoknya. Ternyata kebaikan ada
di dalam kematian semua hewan yang dimilikinya.

7. TIPU DAYA WANITA
Pada zaman Bani Israil ada seorang laki-laki ahli ibadah (‘abid) yang
memiliki istri sangat cantik, ia begitu terpikat oleh istrinya sampai ia
terpedaya. Sehingga karena sangat cinta terhadap istrinya, apabila keluar
rumah ia mengunci rumahnya, begitu pula ketika masuk. Akan tetapi,
ternyata istrinya mencintai seorang pemuda. Pemuda itu pun membuat kunci
duplikat rumah si ‘abid tadi, sehingga pemuda tadi bisa masuk menemui istri
ahli ibadah tadi kapan saja ia mau. Sementara si ‘abid tidak mengetahuinya.
Lama kelamaan si ‘abid akhirnya merasakan juga, maka ia berkata pada
istrinya, “Akhir-akhir ini sikapmu terhadapku berubah, aku tidak tahu apa
sebabnya. Aku ingin kamu bersumpah kepadaku di atas sebuah gunung yang
letaknya di luar kota, dan apabila berbohong seseorang yang bersumpah di
sana akan mati.” “Apakah perasaanmu akan lebih baik apabila aku
bersumpah di sana?” tanya istrinya. “Ya,” jawab suaminya. “Kapan waktu
yang kau inginkan agar aku bersumpah untukmu?” tanya istrinya. “Besok,”
jawab suaminya. Ketika si ‘abid keluar dari kamar istrinya, maka masuklah si
pemuda, lalu istri si ‘abid berkata, “Suamiku telah datang menemuiku dan
bertanya-tanya padaku. Dia mencurigai hubungan kita, dan aku telah berjanji
padanya untuk bersumpah setia padanya besok di atas gunung. Mendengar
penuturan wanita tadi, si pemuda kebingungan. Lalu si wanita berkata,
“Tidak usah khawatir, besok berpakaianlah seperti orang yang menyewakan
himar. Ambillah himar lalu pergilah ke gerbang kota, karena besok aku akan
mengajak suamiku ke penyewaan. Apabila aku memanggilmu untuk
menyewa himar, maka datanglah segera dan naikkan aku ke atas himarmu
untuk melaksanakan sumpah yang membenarkan aku.” “Demi cinta dan
kemuliaan, aku akan melaksanakan,” jawab si pemuda. Ia pun keluar untuk
melaksanakan perintah si wanita. Keesokan harinya ketika si ‘abid
memanggil istrinya untuk melaksanakan sumpah, berkatalah istrinya,
“Sesungguhnya aku tidak kuat untuk berjalan ke gunung, tolong carikanlah
sesuatu yang mungkin bisa aku naiki.” “Keluarlah bersamaku! Mungkin aku
bisa mendapatkan himar yang aku sewa untukmu,” jawab suaminya. Lalu
keduanya pergi ke gerbang kota, sementara si pemuda pun sudah berada di
sana sedang berdiri sambil membawa himar. Berteriaklah si istri, “Hai
tukang sewa! Sewakanlah himarmu untukku dengan harga setengah dirham
untuk mengantarku ke puncak gunung!” Pemuda itu menjawab, “Baiklah!”
Kemudian si pemuda menaikkan wanita tadi ke atas himarnya. Lalu mereka
bertiga pergi ke puncak gunung. Setelah sampai di puncak gunung,
berkatalah si wanita, “hai tukang sewa, turunkanlah aku!” “Baiklah,” jawab
pemuda. Ketika pemuda tadi hendak menurunkan si wanita, tiba-tiba si
wanita menjatuhkan tubuhnya sendiri ke atas tanah, sehingga pakaiannya
terlepas dan terlihatlah seluruh aurat tubuhnya oleh si pemuda dan suaminya
sendiri. Si suami pun mengeluarkan kata-kata sumpah serapah kepada si
pemuda tadi. “Demi Allah saya tidak bersalah, saya tidak sengaja,” sahut si
pemuda. Lalu berdirilah si wanita dan mengangkat tangannya ke atas seraya
bersumpah, “Sungguh tidak ada yang melihat auratku kecuali kamu dan
pemuda yang menyewakan himar ini.” Ketika wanita tadi mengucapkan
sumpah, maka bergetarlah gunung tersebut dengan hebat. Lalu sang suami
pun menghindar dari pemuda yang menyewakan himar tadi. Jal ini sesuai
dengan firman Allah: “Apabila mereka melakukan tipu daya, maka gununggunung
akan bergetar.”

8. PENERANG HATI
Salah seorang salafus shalih bercerita, “Pada suatu hari aku membeli
seekor kambing bakar dari tetaggaku untuk makan, tiba-tiba datanglah
seorang pengemis, maka aku pun mengajaknya makan bersama. Dia
mengambil sepotong daging, mengunyahnya di mulutnya, lalu memuntahkannya,
kemudian ia meninggalkan aku sambil berkata, “Sesuatu telah
terlihat olehku sehingga membuatku tidak berselera makan.” Aku katakana
padanya, “Janganlah makan kecuali bersamaku!” “Aku ini pengemis, tidak
makan pun tak apa-apa, kalau kamu mau makan silakan sekehendakmu!”
Setelah itu ia pun pergi. Sementara selera makanku pun hilang karenanya.
Aku berguman, “Mungkin lebih baik aku memanggil tukang kambing dan
bertanya dari mana asal kambing ini. Mungkin dia dapat mengetahui sebab
ketidaksukaan pengemis tadi. Aku pun memanggil tukang kambing, aku
Tanya dia dan aku desak, sehingga ia mengatakan bahwa kambing tersebut
sebenarnya bangkai. Dia sangat ingin menjualnya untuk mendapatkan uang.
Kemudian aku memberikan kambing bangkai bakar itu ke anjing. Setelah
kejadian itu aku bertemu lagi dengan si pengemis, aku pun bertanya
sebabnya mengapa ia tidak mau makan dan apa yang membuatnya,
berpaling? Ia menjawab, “Demi Allah sudah bertahun-tahun aku tidak
memiliki selera makan, tetapi ketika kamu datang ke tukang kambing ini
timbullah dalam diriku keinginan yang kuat untuk makan. Maka tahulah aku
bahwa di situ ada penyakitnya, maka aku tidak mau memakannya.”
“Renungkanlah wahai saudaraku, penjagaan Allah terhadap hamba-Nya
yang taat.”

9. BERBUAT BAIK PADA ORANG YANG SALAH
Pada suatu hari seorang shalih keluar untuk berburu. Tiba-tiba ia bertemu
seekor ular yang sedang ketakutan. Ular itu berteriak, “Tolong! Selamatkan
aku dari musuh yang mengejarku!” Orang shaleh pun bermaksdu menutupi
ular itu dengan kainnya, tetapi ular itu berkata, “Orang yang mengejarku
akan tetap mengetahuinya.” Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya orang
shaleh. Sang ular berkata, “Jika memang kamu ingin berbuat baik,
menyelamatkan aku, bukalah mulutmu agar aku bisa masuk ke delamnya!”
“Aku takut padamu,” sahut orang shaleh. Lalu ular tersebut berjanji tidak
akan menyakitinya dan mengatakan bahwa ia adalah umat Muhammad saw..
Orang shaleh pun membuka mulutnya, lalu melompatlah ular tadi dan masuk
ke mulutnya. Tiba-tiba datanglah seseorang sambil membawa pedang dan
menanyakan keberadaan ular tersebut. Aku tidak melihatnya jawab orange
shaleh. Setelah itu, ia beristighfar seratus kali atas ucapannya. Setelah
pemburu ular tadi berlalu, si ular menengok keluar untuk melihat si
pemburunya. Orang shaleh mengatakan bahwa pemburunya sudah pergi, lalu
menyuruh ular tadi agar keluar. Ular berkata, “Sekarang pilihlah bagimu
salah satu kermatianmu, aku gigit jantungmu atau aku lubangi hatimu?”
Orang shaleh berkata, “ Maha Suci Allah, mana janji yang kau ucapkan?”
Sang ular berkata, “Aku tidak pernah bertemu dengan orang yang lebih
goblok daripada kamu. Apakah kamu lupa perseteruanku dengan nenek
moyangmu, sehingga ia di keluarkan dari nirwana? Dan apa yang
mendorongmu melakukan kebaikan kepada yang tidak semestinya?” “Kalau
memang aku harus mati, berilah aku kesempatan sebentar untuk melakukan
sesuatu di gunung ini!” pinta orang shaleh. “Terserah,” jawab ular. Lalu
orang shaleh menengadah ke langit dan berdo’a. “Wahai Dzat yang penuh
Kasih! Kasihanilah aku dengan kasih-Mu yang lembut, Dzat yang Pengasih,
Maha lagi Maha Kuasa, aku mohon kepada-Mu, demi kekuasaan-Mu
menegakkan singgasana, sementara singgasana tersebut tidak tahu dimana
Engkau menetap, wahai Dzat yang bijak, Dzat yang Maha Tahu, Maha
Tinggi, Maha Agung, Maha Hidup, Maha Kuat. Ya Allah tidak ada yang
menyelamatkanku dari ular ini melainkan Engkau.” Lalu ia berjalan ke arah
puncak gunung, tiba-tiba muncullah seorang kakek tua yang wajahnya
bersinar, harum, dan pakaiannya bersih. Ia memberikan dedaunan yang
berwarna hijau, dan berkata, “Makanlah daun-daun ini!” Lalu aku pun
memakannya, dan tiba-tiba kelurlah ular dari perutnya dalam keadaan sudah
terpotong-potong, dan seketika hilanglah rasa sakitku. Aku bertanya
padanya, “Siapakah engkau, wahai penyelamatku?” “Ketika kamu berdoa
kepada Allah, maka para malaikat di langit menjadi ribut, lalu Allah
berfirman, “Demi Keagungan dan Kemuuliaan-Ku! Aku telah melihat apa
yang dilakukan ular tersebut terhadap hamba-Ku. Lalu Allah mengutusku
pergi ke surga untuk mengambil daun pohon Thuba agar diberikan padamu.
Aku adalah malaikat yang bernama Ma’ruf (kebaikan), dan tempatku di
langit. Teruslah berbuat baik, karena itu akan menjagamu. Walaupun disiasiakan
oleh orang yang kita beri kebaikan, tetapi Allah tidak akan pernah
menyia-nyiakanya.”

10. PERISTIWA PADA ZAMAN MASA MUSA AS.
Diceritakan bahwa pada zaman Nabi Musa as. ada seseorang yang
bercerita pada orang-orang, katanya, “Nabi Musa kalimullah, najiyullah,
shafiyullah, telah berkata padaku…” Berlalulah kejadian mengenai orang itu
dalam masa yang lama, sementara Nabi Musa as. tidak mengetahuinya.
Hingga pada suatu hari datanglah seseorang menghadap Nabi Musa as.
sambil menuntun seekor babi dengan tali berwarna hitam, lalu berkata,
“Wahai Nabi Allah, apakah engkau mengenal si fulan?” “Aku pernah
mendengar namanya,” jawab Nabi Musa. “Inilah dia!” lanjut orang tadi
(sambil menunjuk pada babi yang dibawanya). Lalu Nabi berdo’a pada Allah
Swt. agar mengembalikan wujud orang tadi seperti semula, agar ia bisa
ditanya mengapa Allah menjadikannya demikian. Lalu Allah berfirman,
“Wahai Musa! Andaikan engkau berdo’a seperti Adam dan yang selainnya,
niscaya Aku tidak akan mengabulkannya. Akan tetapi Aku akan
mernberitahumu mengapa ia berubah menjadi seekor babi, karena
sesungguhnya ia mencari harta dengan menjual agama.”

11. AKIBAT MEREMEHKAN CIPTAAN ALLAH
Dikisahkan bahwa zaman dahulu ada seorang yang meremehkan
kumbang, katanya, “Ini makhluk yang jelek rupanya, baunya busuk, apa
yang Tuhan inginkan dengan menciptakan makhluk sejelek ini?” Kemudian
Allah memberikan cobaan padanya, berupa luka yang setiap dokter tidak
mampu mengobatinya, sehingga ia merasa putus asa. Lalu ia mendengar
bahwa ada seorang tabib yang tinggal di sebuah gang, maka ia meminta,
“Panggil ia kemari agar bisa melihat keadaanku!” Keluarganya bertanya
padanya, “Apa yang harus kami lakukan dengan tabib itu, padahal dokter
yang ahli saja tidak mampu mengobatimu?” “Kalian harus membawa dia
kemari!” jawabnya. Kemudian mereka membawa tabib tersebut. Setelah
tabib memeriksa lukanya, maka ia meminta agar dicarikan kumbang.
Mendengar permintaannya, tertawalah semua yang hadir. Akan tetapi si
pasien tadi teringat peristiwa yang telah lama terjadi ketika ia melihat seekor
kumbang. Maka berkatalah ia pada keluarganya, “Carikan apa yang ia minta,
karena ia memiliki mata hati yang tajam.” Lalu mereka pun mencari
kumbang. Kumbang tersebut dibakar dan abunya ditaburkan pada luka si
pasien, maka dengan izin Allah lukanya pun sembuh. Kemudian si pasien
yang baru sembuh berkata pada semua yang hadir, “Ketahuilah!
Sesungguhnya Allah ingin menunjukkan padaku bahwa pada diri makhluk-
Nya yang paling hina terdapat obat penawar yang mujarab. Dia Maha
Bijaksana lagi Maha Waspada.

12. BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH
Dikisahkan bahwasanya orang-orang dari kabilah Asy’ariyah yang terdiri
dari Abu Musa, Abu Malik, dan Abu Amir berhijrah menuju ke tempat
Rasulullah saw.. Ketika itu mereka lupa bahwa bekal mereka ketinggalan,
lalu mereka mengutus seseorang untuk menghadap Rasulullah dan meminta
bantuan pangan. Ketika utusan itu sampai ke tempat Nabi saw., beliau
sedang membaca ayat yang artinya:
“Dan tiadalah satu makhluk pun yang ada di muka bumi kecuali Allah
yang menanggung rizkinya.”
Utusan tadi bergumam, “Orang-orang Asy’ariyah itu memang
pembangkang.” Lalu ia kembali dan tidak jadi menghadap Nabi saw.. Ketika
ia tiba di sana, salah seorang rombongan berkata, “Berbahagialah kalian!
karena bantuan telah datang.” Mereka menyangka bahwa utusan tadi telah
menyampaikan pesan mereka kepada Nabi saw.. Beberapa saat kemudian
datanglah dua orang lelaki sambil membawa baki yang penuh dengan daging
dan roti. Mereka pun kemudian makan sampai kenyang. Salah seorang di
antara mereka berkata, “Kembalikanlah sisa makanan ini kepada Rasulullah
saw.. Lalu mereka semua menghadap Rasulullah saw. dan berkata, “Wahai
Rasulullah, aku tidak pernah melihat makanan yang lebih enak dan lezat
daripada makanan yang tuan kirimkan.” “Aku tidak pernah mengirimkan apa
pun,” jawab beliau. Mereka pun bercerita bahwasannya mereka mengirim
utusan pada beliau untuk minta bantuan pangan. Nabi saw. bertanya tentang
apa yang diperbuat oleh utusan tadi. Selanjutnya beliau menyatakan bahwa
itu adalah rizki yang dikirim Allah pada mereka, sehingga mereka semua
dapat makan dengan kenyang.

13. KISAH JAHA
Hamzah al-Maidani bercerita, “Jaha adalah seorang lelaki yang pander.
Di antara ketololannya, yaitu pada suatu hari ia menggali tanah di sebuah
lapang. Lalu lewatlah seseorang dan bertanya, “Apa yang sedang engkau
gali?” jaha menjawab, “Dahulu aku menimbun uang, tetapi tidak tahu
tempatnya.” “Apakah engkau meletakkan tanda pada tempat itu?” Tanya
orange itu lagi. “Ya,” jawab Jaha. “Apa yang kau jadikan tanda?” tanya
orang itu lagi. “Yang aku jadikan tanda adalah mega yang menaungiku pada
saat aku menimbunnya,” jawab Jaha. Mendengar jawabannya, orang itu pun
tertawa, kemudian pergi.
Diantara kekonyolan yang ia lakukan lagi yaitu, pada suatu malam
menjelang pagi dia berjalan melewati gang-gang sempit di dekat rumahnya.
Lalu ia tersandung orang yang terbunuh. Maka ia melemparkan mayat itu ke
dalam sumur di rumahnya. Kejadian itu diketahui oleh ayahnya. Ayahnya
pun mengeluarkan mayat itu dan menguburnya. Kemudian Jaha mencekik
seekor kambing sampai mati, lalu melemparkanya ke dalam sumur. Selang
beberapa waktu, keluarga orang yang terbunuh tadi berkeliling mencari
mayat tersebut. Mereka mencari di setiap sudut jalan di kota Kufah, lalu
mereka bertemu dengan Jaha. Berkatalah Jaha, “Yang terbunuh ada di dalam
sumur rumahku.” Mereka kemudian mendatangi rumah Jaha, lalu menyuruh
Jaha turun ke sumur untuk mengeluarkan mayat itu. Tatkala Jaha turun ke
dalam sumur ia berteriak, “Wahai keluarga orang yang terbunuh! Apakah
yang terbunuh memiliki tanduk?” Maka terpingkal-pingkalah mereka atas
kekonyolan Jaha.
Di antara kekonyolannya lagi yaitu, pada suatu hari Abu Muslim al-
Khaulani mengutus seseorang bernama Yaqthin untuk mengundang Jaha.
Jaha pun memenuhinya. Ketika masuk, Jaha tidak mendapati orang lain
selain Abu Muslim dan Yaqthin. Jaha bertanya, “Wahai Yaqthin! Di antara
kalian berdua mana yang bernama Abu Muslim?”
Ketahui bahwa Jaha dalam bahasa Arab adalah isim gair munsharif (kata
benda yang tidak menerima tanwin) yang diambil dari lafadz Jaahin, seperti
lafaz ‘Umar dan ‘Aamir. Dikatakan Jahaa, Yajhuu, Jahwan.

14. PERUMPAMAAN BAGI ORANG YANG BERFIKIR
Diceritakan bahwa suatu ketika ada seseorang yang lari karena dikejar
harimau, lalu ia terjatuh ke dalam sumur. Harimau itu pun terperosok ke
dalam sumur. Dan ternyata di dalam sumur tersebut ada seekor beruang.
Bertanyalah harimau pada beruang, “Sudah berapa lama kamu berada di
dalam sini?” “Sudah beberapa hari, aku sangat tersiksa karena lapar,” jawab
beruang. Bagaimana kalau kita memakan manusia ini agar kita tidak
kelaparan?” usul macan. “Apabila kita lapar lagi, apa yang akan kita
lakukan? Yang terbaik adalah hendaknya kita berjanji untuk tidak
menyakitinya, agar ia berupaya menyelamatkan kita, karena manusia lebih
bisa berupaya,” jawab beruang. Keduanya sepakat, lalu orang tadi berupaya
menyelamatkan diri dan menyelamatkan kedua binatang tadi, dan ternyata
pemikiran beruang lebih bagus ketimbang pemikiran macan.

15. REKAYASA
Suatu hari ada seseorang yang dikejar kejar macan, lalu ia bersembunyi
di atas sebatang pohon, ternyata di atas pohon ada seekor beruang yang
sedang asyik makan buah-buahan. Tiba-tiba datanglah macan ke bawah
pohon, lalu duduk di bawah pohon itu sambil menunggu orang tersebut
turun. Orang tersebut menoleh ke arah beruang. Beruang memberi isyarat
agar orang tersebut diam agar macan tidak mengetahuinya, sehingga
bingunglah orang tersebut. Orang tadi membawa sebilah belati kecil, lalu ia
memotong ranting yang ditempati si beruang, sehingga jatuhlah si beruang.
Menyadari ada yang jatuh maka macan pun menerkamnya, lalu macan dan
beruang bergulat di atas tanah sampai akhirnya macan mengalahkan beruang
dan memakannya, sementara orang tadi selamat dengan izin Allah.

16. SOMBONG DENGAN NIKMAT
Suatu ketika ada seseorang yang sedang makan ayam panggang, tiba-tiba
berdirilah seorang pengemis di hadapannya. Orang tersebut menolak si
pengemis dan tidak memberinya sesuatu pun. Si pengemis merasa sedih,
padahal orang tersebut adalah orang yang kaya lagi banyak harta. Beberapa
lama setelah kejadian itu, terjadilah peristiwa di antara suami istri itu yang
menyebabkan perceraian mereka. Si istri pun kawin dengan lelaki lain. Pada
suatu hari, saat suami baru istri tersebut sedang makan ayam panggang, tibatiba
datanglah seorang pengemis, lalu ia berkata pada istrinya, “Berikanlah
ayam panggang ini padanya!” Istrinya lalu memberikan ayam pangang itu
pada pengemis tadi sambil mengingat-ingat seolah ia pernah mengenal
pengemis tersebut. Ternyata si pengemis itu adalah mantan suaminya yang
pertama. Kemudian ia menceritakan peristiwa itu kepada suaminya yang
sekarang. Lalu suaminya menjawab, “Demi Allah! Aku adalah pengemis
yang dulu telah ditolaknya. Allah telah memindahkan harta dan istrinya
padaku, karena ia tidak pandai bersyukur.”.

17. SEMUA KEMBALI PADA ASALNYA
Seorang Badui bercerita, “Pada suatu ketika aku bepergian, tatkala
malam datang, kegelapan menyelimutiku sehingga aku tersesat dan akhirnya
aku mendapati sebuah kemah. Di dalam kemah ada seorang wanita yang dari
tadi mengawasiku, lalu wanita itu bertanya, “Siapakah anda?” “Aku seorang
tamu,” jawabku. “Apa yang dilakukan tamu di sini? Sesunguhnya padang
sahara masih luas.” Maka ia menggiling gandum, mengadoninya,
menjadikannya roti, lalu duduk dan memakannya. Ketika dia sedang asyik
makan datanglah suaminya sambil membawa susu. Suaminya bertanya,
“Siapakah lelaki ini?” “Dia seorang tamu,” jawabku. “Selamat datang,
semoga bahagia.” Lalu ia memberiku segelas susu. “Mungkin anda belum
makan?” lanjutnya. “Belum sama sekali, demi Allah!” Maka lelaki itu masuk
menemui istrinya sambil marah-marah, katanya, “Celakalah kamu! Kamu
sendiri enak-enak makan, sedangkan tamu kita tidak diberi makan.” “Apa
yang harus saya lakukan padanya, demi Allah aku tidak mau memberikan
makananku padanya,” jawab istrinya. Lama mereka berdebat sampai
akhirnya si suami melukai kepala istrinya. Kemudian ia keluar menuju unta,
lalu menyembelihnya. Setelah itu ia menyalakan api dan memanggang
dagingnya, lalu menghidangkannya untukku. Ia berkata, “Demi Allah, tamu
yang menginap di rumahku tidak boleh lapar.” Kemudian ia pergi
meninggalkanku, ketika ia kembali ia membawa seekor unta. Orang pasti
akan malu menawarnya, karena unta itu sangat bagus. Dia berkata padaku,
“Ambilah unta ini sebagai ganti untamu!” Dia pun memberiku bekal berupa
roti dan sisa daging unta semalam. Aku terus melanjutkan perjalananku.
Ketika malam tiba aku menginap lagi di perkemahan seorang Badui. Istri
Badui tadi melihatku dan bertanya, “Siapakah anda?” “Aku seorang tamu,”
jawabku. “Selamat datang! Semoga menyenangkan,” katanya dengan ramah
ia menyambutku. Lalu ia mengambil gandum, menggilingnya, mengadoninya,
dan menjadikannya roti. Ia juga menuangkan air susu, mentega, dan
ayam panggang, lalu semuanya dihidangkan padaku. “Makanlah seadanya,
mohon maaf hanya ini yang kami miliki,” katanya basa-basi. Ketika saya
sedang makan datanglah suaminya dan bertanya, “Siapa laki-laki ini?” “Saya
adalah tamu” jawabku. “Apa yang dilakukan seorang tamu disini?”
lanjutnya. Kemudian ia masuk kedalam menemui istrinya, ia bertanya, “Di
mana makananku?” “Saya hidangkan untuk tamu, “jawab istrinya. “Siapa
yang menyuruhmu memberikan makananku pada tamu?” lanjutnya dengan
marah. Lama mereka bertengkar sampai akhirnya sang suami memukul
kepala istrinya hingga luka. Aku pun tertawa, lalu sang suami keluar
menemuiku dan bertanya padaku, “Apa yang membuatmu tertawa?” Lalu
aku menceritakan kejadian sebelumnya yang aku alami kemarin. Sang suami
pun berkata, “Wahai Badui pengelana! Wanita yang kamu temui kemarin
adalah saudara perempuanku, sementara suaminya adalah saudara istriku
ini.” Mendengar penjelasannya, bertambahlah ketakjubanku akan peristiwa
yang aku alami.

18. KISAH ORANG SALEH
Diceritakan bahwa suatu ketika Syaiban al-Jamal, sang penggembala
dilemparkan oleh keluarganya di antara binatang buas supaya dimangsa.
Maka binatang buas tadi memandangi Syaiban dan menciuminya. Ada yang
bertanya, “Apa yang kamu ucapkan ketika kamu dilemparkan di hadapan
binatang itu? Syaiban menjawab, “Aku berfikir tentang pendapat para ahli
fiqih tentang sisa-sisa jilatan binatang buas.”
Diceritakanlah bahwasa ketika ia sedang berangkat untuk beribadah haji
bersama Sufyan Tsauri. Tiba-tiba muncullah seekor binatang buas,
terkejutlah Sufyan, akan tetapi segera Syaiban memegang telinga binatang
tadi dan menggosok-gosoknya. Ternyata binatang tadi jinak terhadap
Syaiban serta menggerak-gerakkan ekornya. Syaiban berkata, “Demi Allah
andaikan aku tidak khawatir terkenal, tentu aku akan meletakkan
selendangku di atasnya hingga sampai di kota Makkah.
Ada yang bercerita bahwa ketika Syaiban sedang menggembala, lewatlah
Imam Syafi’i dan muridnya, yakni Imam Ahmad. Imam Ahmad berkata,
“Sungguh aku akan bertanya pada penggembala ini, aku ingin tahu jawaban
yang diberikannya.” “Jangan menantangnya,” kata Imam Syafi’i. “Saya
harus,” jawab Imam Ahmad. Kemudian Imam Ahmad mendekati Syaiban,
lalu bertanya, “Hai Syaiban! Apa pendapatmu tentang orang yang shalat
empat rakaat, lalu ia lupa, ia hanya melakukannya empat sujud (dua rakaat),
apa yang harus dilakukannya?” “Kamu bertanya tentang madzhabmu atau
madzhabku?” Syaiban balik bertanya. “Apakah ada madzhab yang lain?”
Tanya Imam Ahmad. “Ya,” jawab Syaiban. “Kalau begitu menurut
keduanya,” kata Imam Ahmad meminta. Syaiban pun kemudian memberi
penjelasan, “Kalau menurut madzhabmu, ia harus melaksanakan shalat lagi
dua rakaat, kemudian melakukan sujud syahwi. Sedangkan menurut
madzhabku, hati orang itu harus disiksa agar tidak mengulanginya lagi.”
“Lalu apa pendapatmu tentang orang yang memiliki empat puluh ekor
kambing dan sudah ada satu haul (tahun), apa yang harus dilakukan?” tanya
Imam Ahmad lagi. “Kalau menurut madzhabmu, ia wajib mengeluarkan
zakatnya dengan satu ekor kambing. Sedangkan menurut madzhabku,
seseorang itu tidak memiliki apa-apa di hadapan majikannya,” jawab
Syaiban. Mendengar jawaban Syaiban Imam Ahmad pingsan. Ketika telah
sadar, lalu keduanya pergi meninggalkan Syaiban. Syaiban adalah sufi yang
ummi (tidak bisa baca tulis), kalau keadaan orang ummi saja seperti ini, maka
bagaimana keadaan mereka yang ahli ilmu? Imam Syafi’i dan Abu Hanifah
menyatakan, “Jika seorang ulama itu bukan seorang wali (kekasih Allah)
maka Allah tidak memiliki wali. Di antara doa Syaiban adalah:
“Wahai Dzat Yang Maha Penyayang wahai Dzat Yang Maha
Penyayang, yang menguasai ‘arasy yang Agung. Yang Memulai dan Yang
Mengembalikan, sayang Berbuat menurut apa yang Dia kehendaki. Aku
mohon kepada-Mu, demi kemuliaan-Mu yang tak pernah sirna, demi
kerajaan-Mu yang tak pernah hilang, demi kekuasaan-Mu yang dengan itu
Engkau memberi kekuasaan pada ciptaan-Mu, jagalah aku dari keburukan
orang-orang yang zhalim!”
Disebutkan dalam kitab ar-Risalah bahwasannya di dalam rumah
Abdullah al-Qusyairi terdapat sebuah kamar yang diberi nama ‘kamar
binatang buas’ karena pada waktu tertentu binatang buas masuk ke ruang
tersebut. Maka oleh al-Qusyairi binatang itu diberi makan dan minum, lalu
dibiarkan pergi lagi ke hutan. Sahal, salah seorang sufi kenamaan bercerita,
“Dahulu ketika aku memulai terjun ke dunia sufi aku berwudhu pada hari
Jum’at kemudian ke masjid Jami. Ternyata telah penuh dengan orang. Aku
melakukan sesuatu yang tidak terpuji, yakni melangkah di depan jama’ah
terus ke depan sampai barisan pertama, aku pun duduk. Ketika duduk aku
mendapati seorang pemuda tampan yang berbudi, lalu dia bertanya padaku,
“Bagaimana keadaanmu wahai Sahal?” “Aku dalam keadaan baik, semoga
engkau juga demikian,” jawabku. Aku heran dari mana dia tahu namaku.
Tiba-tiba aku merasa ingin buang air, namun aku takut melewati jamaah,
maka aku bingung antara melewati para jama’ah untuk keluar atau bertahan.
Padahal aku sudah tidak bisa menahan. Pemuda itu kemudian menoleh ke
arahku dan bertanya, “Apakah kamu merasa ingin buang air hai Sahal?”,
“Ya!” jawabku. Lalu pemuda itu melepas kainnya dari pinggangnya untuk
menutupiku, lalu berkata, “Berdirilah, tunaikan keinginanmu, lalu segera
menyusul shalat!” Mendengar itu aku pingsan, ketika tersadar ternyata aku
berada di depan pintu yang terbuka dan penjaganya berkata, “Masuklah
Sahal, silakan buang hajat!” Aku pun masuk, dan ternyata tempat itu adalah
rumah yang besar dan ada kebun kurmanya. Di sekitarnya terdapat peralatan
bersuci, siwak, handuk, dan ruang istirahat, Lalu aku pun melepas pakaianku,
buang hajat, berwudlu, dan menggunakan handuk. Tiba-tiba terdengarlah
suara, “Wahai Sahal, apakah kamu sudah selesai melaksanakan hajatmu?”
“Ya,”jawabku. Lalu kain penutup tadi diangkat, ternyata aku masih di
tempatku semula dan tak seorang pun yang tahu. Maka semakin bertambah
bingunglah pikiranku, antara percaya dan tidak. Setelah selesai shalat, aku
mengikuti pemuda tadi, untuk mengetahuinya. Ternyata ia memasuki sebuah
ruangan di mana aku melaksanakan buang air. Ia menoleh ke arahku dan
berkata, “Kamu orang yang jujur, wahai Sahal. “Ya,” jawabku. Lalu aku
menggisik mataku dan membukanya, tetapi aku tidak melihat jejaknya sama
sekali, siapakah dia sebenarnya? Allah Yang Lebih Tahu.

19. ANUGERAH ALLAH ATAS IBADAH YANG SEDIKIT
Sesungguhnya Abdullah bin Jad’an pada mulanya adalah seorang yang
fakir, buruk tingkah lakunya, pendusta, dan sering berkelahi, sehingga
membuat marah orang tua dan teman-temannya, lalu mereka mengusirnya
dan bersumpah tidak mau menerimanya kembali. Ia berjalan di lereng
perbukitan di Makkah dalam keadaan bingung dan susah, dia berharap segera
mati. Ia terus-menerus berjalan sampai suatu ketika ia mendapati bongkahan
tanah yang luas, lalu ia masuk ke dalamnya. Ia berharap di dalamnya ada ular
besar atau sesuatu yang membunuhnya agar terbebas dari kehidupan. Di situ
ia melihat naga jantan yang besar, kedua matanya bersinar seperti lampu,
naga tadi menuju ke arahnya. Maka ia pun mundur dan berlari. Ular itu
kembali lagi, ia pun kembali lagi masuk. Lalu naga tadi juga melihatnya lagi,
tetapi sekarang ia tidak takut, ia hadang ular itu, lalu memukulnya. Ternyata
naga tersebut terbuat dari perak dan matanya dari berlian yaqut. Kemudian ia
memecahkan naga tersebut, lalu mencongkel matanya. Ternyata di baliknya
ada banyak ruang seperti sebuah rumah, ia memasuki. Di dalamnya terdapat
sesosok yang besar dan panjang. Di bagian atas terdapat lempengan perak,
yang disitu tertulis sejarahnya. Dan sesungguhnya mereka itu orang-orang
tersebut dari kerajaan jurhum. Ia melangkah maju lagi, dan di tengah tengah
ruangan ia melihat tumpukan intan yaqut, lu’lu’, zabarjud, dan emas yang
sangat banyak. Kemudian ia mengambil sedapatnya, lalu menutup pintunya
dan memberi tanda. Kemudian mengirimkan sebagian dari yang didapatinya
pada orang tuanya, supaya mendapat ridhaanya. Datanglah teman-temanya,
lalu ia memimpin teman-temanya, memberi makan, dan berbuat baik pada
yang membutuhkan dari harta karun tersebut. Sampai-sampai Nabi saw.
bersabda, “Ingin rasanya aku berteduh dari terik matahari di tempat Abdullah
bin Jad’an.” “Apakah hal itu bermanfaat baginya?” tanya Aisyah. “Tidak,”
jawab Nabi saw., karena dia tidak pernah mengatakan, “Ya Allah!
Ampunkanlah kesalahanku di hari pembalasan.” Wallahu A’lam

20. PENGAWASAN RAJA PADA BAWAHANYA
Az-Zuhri bercerita, “Pada suatu hari aku mendatangi Abdul Malik bin
Marwan, lalu dia bertanya padaku, “Dari mana kamu datang?” tanyanya.
“Aku dari Makkah,” jawabku. “Lalu siapa yang menggantikanmu memimpin
makkah?” lanjutnya, “Atha’ bin Ribah,” jawabku. “Berasal dari keturunan
Arab atau jelata?” tanyanya lagi, “Dari jelata,” jawabku. “Dengan
berdasarkan apa dia bisa melebihi orang Arab?” “Berdasarkan keagamaanya,
dan sifat amanahnya.” Imam az-Zuhri mengatakan bahwa orang yang
memiliki kapasitas keagamaan dan bisa dipercaya-lah yang pantas jadi
pemimpin manusia. Lalu siapa yang memimpin propinsi Yaman?” tanya
Abdul Malik lagi. “Thawus bin Kisan,” jawabku. Kemudian ia juga
menanyakan apakah berasal dari keturunan Arab atau jelata dan seterusnya,
dan jawabanku seperti yang pertama. Ia bertanya lagi, “Siapa yang
memimpin tanah Mesir?” “Yazid bin Habib,” jawabku. Ia juga menanyakan
seperti yang sebelumnya dan aku juga memberikan jawaban yang sama. Ia
bertanya lagi, “Siapa yang memimpin propinsi Jazirah?” “Maimun bin
Miahran”, jawabku. Pertanyaan selanjutnya dan jawabanku sama dengan
yang sebelumnya. Lalu ia bertanya lagi, “Siapa yang memimpin propinsi
Syam?” “Makhul Addimasqa,” jawabku. “Siapa yang memimpin Khurasan?”
tanyanya. “Dhahak bin Muzaham,” jawabku. “Siapa yang memimpin
Basrah?” tanyanya. “Hasan bin Abil Hasan,” jawabku. “Siapa yang
memimpin Kufah?” “Ibrahim an-Nakha’i,” jawabku. Ia mengajukan
pertanyaan lagi seperti yang pertama dan aku jawab, “Dia berasal dari
keturunan Arab.” “Celakalah kamu wahai Zuhri kamu telah menentangku.
Demi Allah, keturunan jelata seperti Zuhri akan menjadi pemimpin bagi
orang Arab, hingga mereka memberikan khutbah di atas mimbar, sementara
orang Arab di bawahnya.” Aku pun menjawab, “Wahai amirul mukminin!
Itu semua adalah perintah Allah, hak Allah, dan agama Allah. Barangsiapa
menjaganya, maka ia pantas menjadi pemimpin; dan barangsiapa menyianyiakanya,
maka ia akan dijatuhkan. Allahlah Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Waspada.”